ITF Bawuran Mampu Olah Sampah 50 Ton Per Hari, Uji Coba Sampel Sampah dari Kawasan Bawuran
Mesin insinerator di Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, mampu mengolah sampah sebanyak 50 ton per harinya, dan ditargetkan beroperasi penuh mulai April 2025. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
BANTUL, diswayjogja.id - Berdasarkan surat Gubernur DIY pada tanggal 19 Oktober 2023, Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, akhirnya siap dioperasikan pada Senin (11/3/2025), namun baru uji coba sampel sampah yang berasal dari kawasan Bawuran.
Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka, mengatakan seperangkat serangkaian mesin generator ini telah selesai dirakit. Sehingga pada Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional merupakan momentum istimewa bagi pihaknya untuk memulai dan bisa membantu mengatasi permasalahan sampah di DIY dan Bantul khususnya.
"Kapasitas pemusnahan mesin ini adalah 50 ton per hari, sesuai dokumen UPL dan UKL yang diizinkan. Progresnya sudah 99 persen, tetapi masih ada hal yang perlu kami pastikan, yaitu commissioning test," jelas Yuli.
ITF Bawuran ditargerkan dapat beroperasional penuh yakni mengolah sampah sebanyak 50 ton per harinya, mulai April 2025.
BACA JUGA : Hari Peduli Sampah Nasional, ITF Bawuran Bantul Diresmikan untuk Transformasi Sampah di DIY
BACA JUGA : Pengelolaan Sampah ITF Bawuran Ditargetkan Tuntas Akhir Januari, Siap Beroperasi Februari 2025
"Kita prioritaskan dari pedukuhan dan kalurahan di sekitaran sini (ITF Bawuran), kita ambil residunya bawa kesini. Saat uji coba tidak langsung 50 ton," katanya.
Dalam tahapan ini, pihaknya sembari memastikan bahwa peralatan untuk mengolah sampah tersebut tidak ada kendala. Kemudian, pada awal April 2025, ITF Bawuran dipastikan sudah bisa menerima residu sampah secara maksimal.
Selain itu, berdasarkan uji lingkungan udara dari Balai Laboratorium Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY di ITF Bawuran, dengan hasil 231,55 dari baku mutu yang direkomendasi 230 mikrogram per meter kubik.
"Artinya, udara yang kita hirup sekarang di sini itu bisa saja menyebabkan masalah kesehatan, mencemari lingkungan, dan mengurangi kualitas udara saat ini. Dan ini, tentu saja, harus kita kontrol serta ambil kebijakan tertentu untuk mengembalikan kualitas udara lingkungan yang ada di sini," ujarnya.
BACA JUGA : Bupati Bantul Abdul Halim Muslih Pastikan Pembangunan ITF Bawuran Akan Rampung Tahun 2025
BACA JUGA : Rakor Penanggulangan Sampah, Sri Sultan Dorong ITF Bawuran Segera Beroperasi
Selain itu, mesin di ITF Bawuran sebelumnya pernah dilakukan uji emisi sebelum dibawa ke Bantul, dengan hasil semua parameter di bawah baku mutu seperti polutan gas Sulfur Dioksida (SO2) 2,6 di bawah baku mutu 250 mg per nanometer kubik, Karbon Monoksida (CO2) 13 di bawah baku mutu 100, Merkuri atau Hg 0,001 di bawah baku mutu 0,2 mg per nanometer kubik, Timbal 0,001 di bawah baku mutu 5 mg per nanometer kubik, serta partikel isokinetik 3,8 di bawah baku mutu 50 gram per nanometer kubik.
ITF Bawuran bukan satu-satunya pengolahan sampah di Bantul. Disana, masih ada TPST Dingkikan yang sudah beroperasi, TPST Modalan yang dalam proses perbaikan dan TPST Niten. Serta, belum lagi TPST yang dimiliki oleh kalurahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: