diswayjogja.com - “Bahasannya jangan ndakik-ndakik (tidak membumi)”, peringatan ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) KGPAA Paku Alam X saat membuka pertemuan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dengan mengangkat tema “Penguatan Kolaborasi Pentahelix untuk Percepatan Penurunan Stunting di DIY” yang dilaksanakan oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Grand Rohan Hotel, Banguntapan Bantul Yogyakarta, Rabu (30/10/1014).
Adapun tujuan Wakil Gubernur DIY yaitu agar dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting harus diutamakan mengambil langkah nyata dengan segera dengan cara cepat dan tepat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo di depan anggota kabinet beberapa waktu lalu agar dalam melaksanakan program-program yang sudah disusun mengurangi seremonial maupun seminar yang tidak perlu.
Sebelumnya Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah, S.H., M.P.H menyampaikan dalam laporannya bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan kasus stunting lewat intervensi komprehensif dan terintegrasi.
BACA JUGA : DIY Upayakan Prevalensi Stunting 14 Persen Pada Akhir Tahun 2024
BACA JUGA : TPPS DIY Wajib Jalin Kolaborasi Untuk Menekan Stunting
Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan strategis percepatan penurunan stunting (Quick Wins) yang dilaksanakan di DIY sudah berjalan dengan baik.
Di antaranya adalah Audit Kasus Stunting yang diselenggarakan dalam 2 kasus siklus dan Pemanfaatan Aplikasi Pendampingan melalui Elsimil untuk Calon Pengantin, Ibu Hamil, Ibu Pascapersalinan dan Ibu yang memiliki Baduta.
Selain itu, terdapat juga kegiatan Mini Lokakarya di seluruh kapanewon/kemantren di DIY yang merupakan forum rembug stunting di tingkat lapangan, program Bapak Asuh Anak Stunting (BASS) yang telah mempunyai 21 Mitra Pemberi Manfaat dengan sasaran Penerima Manfaat sejumlah 1.433, dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dengan jumlah 438 kelompok DASHAT yang tersebar di seluruh wilayah.
“BKKBN telah melakukan kegiatan Verifikasi dan Validasi data dengan tujuan untuk menyediakan data keluarga beresiko stunting yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penajaman sasaran operasional pendampingan keluarga beresiko stunting di lapangan maupun intervensi program dalam rangka percepatan penurunan stunting,” tambah iqbal.
Kegiatan verifikasi dan validasi yang dilakukan tersebut sudah dilaksanakan pada tanggal 23 April hingga 31 Mei 2024.
BACA JUGA : BKKBN DIY Ajak Pemangku Kepentingan Berperan Aktif Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
BACA JUGA : Penyebab Utama Stunting Di Sleman Bukan Kemiskinan, Tapi Karena Pola Asuh Yang Salah
Namun Iqbal juga menjelaskan bahwa prevalensi stunting di DIY pada tahun 2023 meningkat menjadi 18%, naik 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Target kami adalah menurunkan angka ini menjadi 14% pada 2024, sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DIY,” tambahnya.