30 Desa di Kabupaten Brebes Jadi Fokus Sasaran Penanganan Stunting Tahun 2025

30 Desa di Kabupaten Brebes Jadi Fokus Sasaran Penanganan Stunting Tahun 2025

PAPARAN - Narasumber memaparkan dalam lokakarya mini kecamatan di Aula Lantai 6 KPT Brebes terkait sasaran penanganan stunting, Senin (17/2).-Syamsul Falaq/ RATEG-

BREBES, diswayjogja.id - Sebanyak 30 desa di Kabupaten Brebes, menjadi fokus sasaran penanganan stunting Tahun 2025.

Hal itu, terungkap saat sosialisasi petunjuk teknis mini lokakarya kecamatan di Aula Lantai 6 KPT Brebes, Senin (17/2).

Kegiatan tersebut, dibuka asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat Khaerul Abidin mewakili Plt Sekda Brebes Sutaryono.

Tampak hadir, Kepala DP3KB Brebes Akhmad Ma'mun, perwakilan OPD, camat, kepala puskesmas, kepala KUA, dan Koryan P3KB se Kabupaten Brebes. Turut mendampingi, Kabid Dalduk Kambali, Kabid KB3K Sopuroh dan Kadinkes Brebes Ineke Tri Sulistyowaty sebagai narasumber.

BACA JUGA : Genjot Kualitas Hidup Lansia, DP3KB Brebes Gandeng Dinkes

BACA JUGA : Waspada Predator Anak, DP3KB Brebes Gencarkan Stop Kekerasan Seksual

Dalam sambutannya, Khaerul Abidin mengatakan prevalensi stunting di tahun 2023 menurut SSGI adalah 21.6 sedangkan menurut penimbangan serentak adalah 10.14. Lokasi prioritas stunting tahun 2025, tercatat ada 30 desa yang didapat dari beberapa indikator.

"Seperti Keluarga Risiko Stunting, prosentase balita stunting, jumlah balita stunting dan capaian indikator esensial sesuai dengan Perpres no 72 tahun 2021," ungkapnya mewakili Plt Sekda.

Sementara itu, Kepala DP3KB Kabupaten Brebes Akhmad Ma'mun memaparkan 5 program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Bahkan, 5 narasumber berkompeten dihadirkan seperti Kadinkes Brebes Ineke Tri Sulistiyowati yang memaparkan strategi intervensi spesifik dan sensitif dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Brebes yang salah satunya adalah pemberian PMT.

BACA JUGA : Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sleman Alami Penurunan di Tahun 2024, Ini Jumlahnya

BACA JUGA : LPSK Dampingi 9.500 Kasus, Tertinggi Kasus Kekerasan Seksual dan Pinjol

Sementara itu, narasumber sekaligus Kabid KB KKK Sopuroh memaparkan terkait pendampingan TPK. Dalam paparannya, capaian pendampingan catin masih 39% dikarenakan TPK masih belum konsisten melakukan pencatatan baik di elsimil maupun google form.

Terakhir, narasumber sekaligus Kabid Dalduk PP Kambali dan Staf Dalduk PP M. Iqbal Baramuli memaparkan terkait Data KRS tahun 2024 yang trennya mengalami penurunan dari 2022 menjadi 17.26%. Termasuk, pembahasan petunjuk teknis mini lokakarya kecamatan 2025. Kegiatan tersebut, ditutup penekanan dari Kepala DP3KB untuk TPPS Kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: