Dampak Efisiensi APBD, Yogyakarta Pangkas Anggaran, Dari RTLH Hingga Perjalanan Dinas

Dampak Efisiensi APBD, Yogyakarta Pangkas Anggaran, Dari RTLH Hingga Perjalanan Dinas

Yogyakarta pangkas anggaran karena dampak efisiensi APBD--iStockphoto

“Upacara-upacara tidak lagi menggunakan sarana prasarana yang berlebih. Kita membangun ruang ini kan harus ada yang memakai. Kalau yang terbesar dari ruang ini kan Pracimasono, kan ada ruang rapat yang cukup kan bisa kita digunakan,” jelasnya.

Meski ada efisiensi, Beny optimis pertumbuhan ekonomi di kota ini tidak terdampak signifikan.

BACA JUGA : Inpres Pengetatan Anggaran Terbit, Danais Terdampak Pemotongan Sebesar Rp200 Miliar

BACA JUGA : Dinilai Terlalu Besar, Gubernur DIY Rencanakan untuk Hapus Anggaran Raperda 2025 untuk Sektor Mobil Dinas

Berdasarkan pengalaman saat pandemi Covid-19, masyarakat di Yogyakarta tetap bisa tangguh dan ekonomi terus membaik dari waktu ke waktu.

Hal itu menunjukkan masyarakat Jogja memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan ekonomi. Namun Pemda tetap berupaya melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Masyarakat Jogja itu tangguhnya luar biasa. Tahun lalu deflasi enam bulan berturut-turut tidak resesi kok, kan tidak ada teori yang seperti itu. Daya tahannya luar biasa,” tandasnya.

Sementara Walikota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo mengungkapkan, untuk mengantisipasi pengurangan anggaran, Pemkot kedepan akan memberikan perhatian khusus pada sektor pariwisata.

BACA JUGA : APBD Bantul 2025: Anggaran Belanja Makan dan Minum Rp22,8 Miliar Tidak Terkena Rasionalisasi

BACA JUGA : Alokasi Anggaran Bantul Belum Sesuai dengan Mandatory Spending, Gubernur DIY Beri Sorotan Tajam

Hal ini penting agar efisiensi anggaran tidak mengganggu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

“Strateginya efisiensi anggaran jangan mengganggu PAD, ketika wisata Jogja jadi pendapatan dan sumber utama,” jelasnya.

Kualitas pariwisata akan terus dijaga yakni agar tidak menurun akibat dari adanya efisiensi anggaran. 

Dengan demikian, sektor itu dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Kota Yogyakarta.

“Jangan sampai PAD wisata gara-gara efisiensi anggaran justru menjerat leher sendiri akhirnya pendapatan turun, itu yang harus dijaga dan prioritas,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogja.suara.com