Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Merevitalisasi Semangat Nusantara untuk Kebudayaan Indonesia Baru

 Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Merevitalisasi Semangat Nusantara untuk Kebudayaan Indonesia Baru

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam menyampaikan pidato kebudayaan dalam acara Diskusi Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan di GIK UGM, Selasa (28/1/2025).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengajak budayawan dan masyarakat untuk menggali, mengkaji dan merevitalisasi Semangat Nusantara.

Hal tersebut disampaikan dalam acara Arkipelagis Refleksi Kebudayaan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (28/1/2025).

Menurut Sri Sultan, menyebutkan Nusantara, paling tidak harus berangkat dari pengertian terhadap kosakatanya terlebih dulu, yang berakar kata “nusa” artinya pulau atau kesatuan kepulauan, dan “antara” yang menunjukkan letak antara dua unsur.

Sehingga jika dipadukan, maka makna Nusantara adalah: “Kesatuan Kepulauan, yang terletak antara 2 Benua dan 2 Samudera”, yang tidak lain adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dengan letak geografis seperti itu, maka penghuni yang berada di dalam Nusantara itu, konsekuensinya harus memiliki Wawasan Nusantara, sekaligus Wawasan Bahari, atau lebih tepatnya Wawasan Nusantara Bahari," jelasnya. 

BACA JUGA : Sri Sultan HB X Bersama Pemuda Lintas Agama Tanam 100 Pohon Langka di Kaliurang, Upaya Pelestarian Lingkungan

BACA JUGA :  Pasca Pilkada 2024, Sri Sultan HB X Ajak Kerja Nyata dan Kolaborasi Budaya

Dalam upaya Revitalisasi Semangat Nusantara, maka konsekuensi lanjutannya adalah, bangsa Indonesia harus memiliki pemahaman tentang Geopolitik dan Geostrategis. Tujuannya adalah untuk menggugah wawasan, dalam usaha mengeksplorasi jatidiri bangsa, diderivasikan dari Wawasan Nusantara, diaktualisasikan dalam konsep Bhinneka Tunggal-Ika, dan ditempatkan dalam konteks percaturan global dan pergeseran geopolitik internasional.

"Tentu kita harus mahfum, bahwasanya faktor geopolitik, amat ditentukan oleh perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi, serta transaksi finansial internasional," kata Ngarsa Dalem.

Raja Kraton Yogyakarta ini melanjutkan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk. Untuk itu, menurutnya, kewajiban nasional untuk memperkuat integrasi bangsa, melalui strategi nasional aktualisasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

"Masalahnya adalah, bagaimana mengaktualisasikan simbol Bhinneka Tunggal-Ika— yang biarpun berbeda, namun tetap satu itu— ke dalam konteks yang benar? Bagaimana pula, agar kita bisa mengubah potential forces menjadi actual forces —kekuatan nyata yang mampu menjawab tantangan globalisasi," ujarnya. 

BACA JUGA : Sri Sultan HB X Ingatkan Pengunjung Tak Merokok di Kawasan Malioboro, Minta Petugas Persuasif

BACA JUGA : Soal Sampah di Malioboro Capai 1 Ton, Sultan HB X Duga Makanan Dibawa dari Luar

Sri Sultan menjelaskan, yang paling potensial untuk bisa melahirkan kesatuan dan persatuan yang kuat, melainkan pengakuan akan adanya keberagaman (bhinneka), dan kesediaan untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: