Guru Besar UGM Nilai Program MBG Tak Cukup Cegah Stunting
Pojok Bulaksumur UGM Edisi Januari 2025 membahas soal progam MBG dengan menghadirkan (kiri ke kanan) Wahyudi Kumorotomo, Dr. Toto Sudargo, dan Prof Subejo, Rabu (15/1/2025) di Balairung UGM.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
"Kita perlu dukung, ini merupakan janji kampanye Prabowo, mestinya sudah di tahun 2023. Paling tidak dipenuhi, karena janji politiknya seperti itu (program MBG," imbuhnya.
Pakar Kebijakan Publik UGM ini juga mengajak masyarakat agar terus memonitor program MBG tersebut, sehingga tak sekedar formalitas saja.
"Kita harus monitor terus dan perbaiki sambil dijalankan dengan melibatkan banyak pihak. Selain itu dari segi konsinsteni, jangan sampai hanya sekedar formalitas (program MBG), terus tidak dipantau atau monitor hasilnya," tandasnya.
BACA JUGA : Hari Pertama, Program Makan Bergizi Gratis di Kulonprogo Menyasar 2.200 Anak di 41 Sekolah
BACA JUGA : Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Bantul Kemungkinan Batal Digelar Pekan Depan, Ini Alasannya
Anggaran MBG Rp10.000 Dinilai Realistis
Dosen senior Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Dr. Toto Sudargo, menyebutkan anggaran per porsi program MBG senilai Rp10.000 dinilai realistis asalkan pihak penyelenggara tidak bermaksud meraih keuntungan.
"Jadi, dengan Rp10 ribu itu masih realistis, asal jangan pernah para penyelenggara berfikir profit. Kalau profit, pasti bubar, karena fokusnya bukan kualitas," jelasnya.
Menu yang disajikan pun dinilai harus berkualitas dan sesuai kadar gizi anak-anak. Pasalnya program ini bukan jangka pendek, sehingga sasaran program tersebut bisa mendapatkan sepenuhnya.
"Menu harus enak sekalian, jadi ada kualitasnya. Sehingga anak-anak akan berpikir besok menunya apa. Jadi, bisa mengurangi anak tidak masuk sekolah juga," tuturnya.
BACA JUGA : Terkait Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Penjaga Kantin Merasa Khawatir Omzet Anjlok
Toto juga mengimbau kalaupun menu makanan bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah di Indonesia.
"Bisa nasi, bisa ubi, kentang. Jangan sekali-kali berikan mie saja, apalagi tidak ada telor atau sayurnya. Ini penting," imbuhnya.
Bahan Pangan Lokal MBG Hanya Cukup Satu Tahun
Guru Besar dalam bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, Prof Subejo tak yakin jika pemerintahan Prabowo Subianto mempertahankan bahan pangan lokal untuk mensukseskan program MBG.
"Kalau produk lokal, berdasarkan data dua tahun terakhir optimis bisa memenuhi program MBG, tahun ini mungkin sangat serius melakukan cukup dari lokal saja," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: