Pertanian di Bantul Menjadi Lumbung Pangan Kebutuhan Masyarakat DIY

Pertanian di Bantul Menjadi Lumbung Pangan Kebutuhan Masyarakat DIY

Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X (empat dari kiri), Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Herdiati Soeharto (tiga dari kanan) serta Menteri Pertanian RI, Andi Arman Sulaiman (dua dari kanan) saat berkuunjung di Kalurahan Poncosari, Bantul, Rabu (15/1/2025) --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

BANTUL, diswayjogja.id - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan pertanian di Kabupaten Bantul menjadi lumbung pangan penopang kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk masyarakat Bantul sendiri dan untuk masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kabupaten Bantul merupakan daerah penghasil padi yang mampu berproduksi sepanjang tahun, dengan luas baku sawah 13.991 ha.

“Tahun 2024, luas panen padi 28.189 ha, dengan produktivitas rata-rata padi 6,25 ton/ha gabah kering giling dan angka produksi mencapai 176.114 ton gabah kering giling. Tentunya capaian ini tidak terlepas dari adanya berbagai faktor pendukung dan penghambat budidaya pertanian diantaranya sumber daya alam, sumber daya manusia serta faktor lingkungan,” kata Halim, saat acara Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir, di Kalurahan Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Rabu (15/1/2025).

Halim menyampaikan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, diperlukan langkah-langkah optimalisasi percepatan tanam dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, alat mesin pertanian, suplai air yang lancar, ketersediaan pupuk dan benih unggul, dan pengendalian hama penyakit yang ramah lingkungan. 

BACA JUGA : Punya Manfaat untuk Penderita Diabetes, Pemkot Jogja Kenalkan Bibit Jagung Pulut ke Petani

BACA JUGA : Petani Sleman Berupaya Lawan Hama Tikus, Gropyokan Massal Hingga Fumigasi

Untuk itu, peran aktif semua pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya percepatan tanam dan panen di tahun 2025, sehingga mampu mencapai swasembada pangan.

Sementara itu, Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X menegaskan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menegaskan kembali komitmen penuhnya dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian.

Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini juga sebagai momentum berlangsungnya agenda panen, sekaligus penanaman kembali padi sebagai langkah strategis menjaga ketahanan pangan.

Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul yang diinisiasi Kementerian Pertanian RI kali ini menjadi momen berharga bagi para petani.

BACA JUGA : Petani Milenial di Sleman Sukses Manfaatkan Teknologi Modern, Pemkab Berikan Apresiasi

BACA JUGA : Produksi Padi di Yogyakarta Diperkirakan Akan Turun di Akhir Tahun 2024, Begini Kata Kepala Badan Pusat Statis

“Kami percaya, bahwa petani adalah pilar ketahanan pangan, sekaligus motor penggerak ekonomi daerah dan negara. Semoga segala upaya kita dalam mengembangkan sektor pertanian berjalan lancar, sebagai pilar kedaulatan bangsa, seiring menghadirkan kesejahteraan bagi para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia,” jelas Sri Paduka.

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Herdiati Soeharto mengatakan, Gerakan Tanam Padi Akibat Genangan Banjir ini bukti nyata semangat masyarakat untuk kembali bertani. Karena memang banjir yang merendam persawahan milik Gapoktan Sari Kismo ini tidak hanya mengganggu siklus tanam, tapi juga berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: