Terkait Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Penjaga Kantin Merasa Khawatir Omzet Anjlok
Suasana penjaga kantin SMPN 4 Jogja Pardi saat melayani siswa yang membeli-jogjapolitan.harianjogja.com-
JOGJA, diswayjogja.id - Program makan bergizi gratis (MBG) belum bergulir di Kota Jogja.
Meski demikian sejumlah pedagang kantin mulai merasa khawatir pelaksanaan program itu akan memengaruhi omzet mereka.
Salah satunya adalah Desi. Penjaga kantin SDN Lempuyangwangi ini mengaku khawatir program MBG akan mengurangi omzet penjualannya.
Apalagi sebagai tulang punggung keluarga, dia mengandalkan hasil berdagang di kantin untuk kehidupan sehari-hari. Selain Desi, setidaknya ada lima orang penjaga lain yang juga mengais rezeki di kantin yang sama.
BACA JUGA : Kesiapan Sudah 97 Persen, Program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta Akan Dimulai 13 Januari 2025
Setip hari setidaknya 100 porsi nasi yang dihargai Rp3.000 per porsinya habis terjual. Nasi dan lauk dimasak oleh enam orang yang seluruhnya juga merupakan anggota penjaga kantin.
Selain nasi, kantin juga menjajakan makanan ringan dan minuman. Desi mengatakan jam istirahat terbagi menjadi beberapa sesi pada setiap kelas. Tiap Senin-Kamis istirahat pada pukul 08.30 WIB dan 10.30 WIB. Sementara kelas IV-VI istirahat pada pukul 09.15 dan 11.30 WIB.
“Nasi dan minuman dikelola bersama. Kalau ada makan bergizi gratis nasinya juga kahirnya terganggu. Kebetulan anak-anak di sini kalau sudah makan sudah selesai dan tidak jajan lagim” ujarnya saat ditemui di SDN Lempuyangwangi, Rabu (8/1/2025).
Desi bersama penjaga kantin lainnya pun dituntut untuk kreatif. Menu makanan harus berganti setiap empat hari sekali agar siswa tak bosa dan tetap mau beli. Sejauh ini, Desi mengaku tak ada informasi soal ajakan dari pemerintah kepada penjaga kantin untuk turut mendukung program MBG.
BACA JUGA : Program Makan Bergizi Gratis di Sleman Ditunda, Ada Kendala Administrasi
BACA JUGA : Dukung Program Nasional Makan Bergizi Gratis, Pemda Yogyakarta Siapkan Anggaran hingga Rp 42 Miliar Rupiah
Di sisi lain, seandainya ajakan itu ada Desi mengaku siap. “Kami juga berharap kantin dipikirkan. Pemerintah memikirkan nasib kami juga. Misalnya pemberian makannya jamnya diatur, jadi kami tetap mendapatkan penghasilan untuk keluarga kami mengingat anak kami juga masih sekolah semua,” tuturnya.
Senada, penjaga kantin SMPN 4 Jogja, Pardi juga mengaku khawatir terjadi penurunan omzet jika nantinya program MBG terlaksana. Pasalnya, selain menjajakan makanan seperti snack kemasan, gorengan, dan minuman, Pardi juga turut menjual makanan berat seperti nasi dan mie instan kemasan gelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com