Kasus DBD di Yogyakarta Naik hingga 70 Persen, Pemkot Imbau Warganya Terapkan Hidup Sehat
Kasus DBD di Yogyakarta meningkat 70 persen-Foto by Merdeka.com-
“Kami menghimbau kepada orang tua harus lebih waspada dihari ke 4-5 ketika anak atau keluarga mengalami panas tinggi. Jika terjadi maka segera dibawa ke puskesmas. Disana kita ada pendeteksian DBD yakni NS1. Karena penting menghitung hari panas ke 4-5,”jelas Endang.
BACA JUGA : Wujud Komitmen UMY Fasilitasi Riset Lintas Disiplin Ilmu Secara Global, ICoSI dan UMYGrace 2025 Resmi Dibuka
BACA JUGA : 47 Ribuan Penumpang di Yogyakarta, Okupansi Kereta Mencapai 95 Persen
Penanganan Dini Terkena DBD
Endang berharap, masyarakat melaporkan segera jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau muncul bintik-bintik merah pada kulit. Penanganan dini dianggap sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Menurutnya, dengan adanya nyamuk wolbachia sangat membantu pencegahan DBD di Kota Yogyakarta akan tetapi tidak 100 persen. “Ketika DBD tahun ini naik di semua wilayah, Kota Yogyakarta juga ikut naik. Namun dibandingkan dengan wilayah Kota Yogyakarta ada di posisi ke-5 se DIY,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta, Eny Purdiyanti terus menekankan ke masyarakat tentang penerapan PSN.
Sehingga harapannya, pencegahan DBD dapat tertanggulangi. ''Jadi kami selalu menekankan untuk melakukan PSN secara mandiri dan kami selalu berkoordinasi dengan pihak RT dan RW,"ungkapnya.
Selain itu, pihaknya berharap, jika memiliki tanda-tanda anak ataupun keluarga menderita DBD maka segera periksakan di fasilitas kesehatan terdekat.
Ia berharap, dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, angka kasus DBD dapat segera ditekan dan Kota X bebas dari ancaman penyakit yang berbahaya ini.
BACA JUGA : Ribuan Orang Kunjungi Taman Pintar Yogyakarta, Zona Dinosaurus Jadi Favorit Para Pengunjung
BACA JUGA : Jumlah Kasus DBD Meningkat, Pemkot Yogyakarta Imbau Masyarakat untuk Aktif Giatkan PSN
1630 Kasus DBD di Gunungkidul
Kepala Dinas Gunungkidul Ismono di Gunungkidul mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul sejak Januari hingga November 2024 menyentuh angka 1.630 kasus.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kasus DBD di daerah tersebut pada 2022 dan 2023.
Pada 2022 terdapat 457 kasus DBD, dengan tiga kematian dilaporkan, sedangkan pada 2023 jumlah kasus menurun menjadi 260 kasus dengan satu kematian.
“Kasus DBD periode Oktober-November belum ada peningkatan yang signifikan. Akan tetapi, kami tetap siaga jika nantinya terjadi lonjakan mengingat musim hujan sudah mulai terjadi di Gunungkidul,” kata Ismoni, sebagaimana dikutip JPNN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: warta.jogjakota.go.id