Ribuan Penduduk Palestina Tewas, Kayed Al-Maery: Israel Ingin Mengubah Peradaban Palestina
Kayed Al-Maery dari Witness Center for Citizens Rights and Social Development, Palestina saat memberikan kuliah umum internasional di UMY bertajuk 'Gaza and International Response: Where is it Headed?', pada Jum'at (14/12/2024)--Foto: BHP UMY
BANTUL, diswayjogja.id - Sebanyak 45.000 penduduk Palestina meninggal, lebih dari 100.000 yang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, dan 50% infrastruktur di Palestina seperti perumahan dan sekolah rata dengan tanah.
Hal tersebut usai lebih dari satu tahun yang lalu Israel melancarkan serangan ke Palestina, Gaza khususnya, tepat pada 7 Oktober 2023.
Hal tersebut disampaikan Kayed Al-Maery dari Witness Center for Citizens Rights and Social Development, Palestina, saat memberikan kuliah umum bertajuk 'Gaza and International Response: Where is it Headed?' di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat (13/12/2024).
Ia menegaskan bahwa situasi yang terjadi di Palestina lebih dari sekadar krisis kemanusiaan, namun juga bagaimana Israel ingin mengubah struktur demografi dan peradaban penduduk Palestina.
BACA JUGA : Wujud Solidaritas, SMK Mutu Kota Tegal Adakan Apel Aksi Bela Palestina
BACA JUGA : SMKN 2 Kota Tegal Peduli Palestina, Gelar Doa Bersama dan Penggalangan Dana
“Jumlah korban dari masyarakat sipil tentu akan memengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk di Palestina. Lebih jauh lagi, dengan segala kerusakan infrastruktur terutama sarana pendidikan pun semakin memperlambat perkembangan peradaban, dimana Palestina akan membutuhkan setidaknya dua puluh tahun untuk membangun sistem pendidikan yang layak untuk mencerdaskan penduduknya," jelas Kayed.
Menurutnya, hal tersebut yang mengakibatkan terganggunya struktur demografi, dari angka harapan hidup dan kualitas pendidikan di Palestina.
Dalam penyampaiannya, hingga kini rasio jumlah penduduk Palestina dan Israel adalah 50:50, dan Kayed menyebutkan bahwa Israel berambisi untuk memperbanyak rasio jumlah penduduk Israel dengan melakukan genosida terhadap penduduk Palestina.
"Ini menjadi salah satu tujuan Israel, yang juga dapat dicapai dengan strategi diplomasi untuk mengubah isi dari perjanjian perdamaian dengan negara Jazirah Arab seperti Yordania," terangnya.
BACA JUGA : Film
BACA JUGA : Begini Menurut Pengamat Ekonomi UMY Tentang Dampak Kenaikan PPN 12 Persen Bagi UMKM
Menurut Kayed, Israel ingin mengubah beberapa ketentuan terkait perbatasan dengan menambah kekuatan militer di wilayah tersebut, sekaligus menormalisasi hubungan kerja sama antara Israel dengan negara-negara Islam.
Kendati demikian, Kayed mengklaim bahwa penduduk Palestina tidak merasa tertekan dengan segala tindak penindasan dari Israel. Kepercayaan bahwa hak kepemilikan atas tanah Palestina adalah legal secara hukum menjadikan penduduk Palestina tetap memberikan perlawanan bagi Israel dan juga Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: