Dinkes Bantul Catat Ada 127 Kasus Baru HIV/AIDS Sepanjang Januari Sampai September 2024

Dinkes Bantul Catat Ada 127 Kasus Baru HIV/AIDS Sepanjang Januari Sampai September 2024

Dinkes Kabupaten Bantul mencatat ada 127 kasus baru HIV sepanjang Januari sampai September 2024--iStockphoto

JOGJA, diswayjogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat ada 127 kasus baru HIV/AIDS sepanjang Januari sampai September 2024.

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kasus baru HIV/AIDS sepanjang 2023, yang mencapai 180 kasus baru.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum menyampaikan, dari data yang ada tersebut, kasus baru HIV/AIDS paling banyak ditemukan untuk jenis kelamin laki-laki.

Menurut ia, sejauh ini Dinkes Bantul telah melakukan berbagai upaya skrining HIV terhadap populasi berisiko. Pada 2023, Dinkes telah melakukan skrining sebanyak 20.712 tes.

BACA JUGA : Uji Coba Makan Siang Bergizi, UNISA Yogyakarta Siapkan 1500 Porsi Setiap Hari

BACA JUGA : Januari Hingga November 2024, 55 Kasus Angka Kematian Ibu di Brebes Masih Peringkat 1 Jateng

Sedangkan Januari sampai September 2024, ada 20.736 tes. “Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan skrining dalam upaya penemuan kasus HIV/AIDS dari tahun 2023 dan 2024,” kata Feranose, Rabu (4/12/2024).

Feranose mengungkapkan, jika mengacu kepada kelompok penemuan kasus, faktor risiko penyebab HIV/AIDS, Dinkes mencatat paling banyak ditemukan pada kelompok risiko heteroseksual dengan perilaku seks yang tidak aman atau berganti-ganti pasangan.

Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinkes dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS menurut dia, karena adanya stigma negatif terhadap Orang dengan HIV (Odhiv) sehingga cenderung bersikap tertutup untuk pengobatan. Selain itu, pola perilaku kelompok risiko yang belum aman sehingga meningkatkan risiko.

“Untuk itu kami berharap agar tidak berganti-ganti pasangan. Menggunakan kondom untuk perilaku seks yang berisiko, penggunaan jarum suntik aman dan sejumlah langkah lainnya. Selain itu, kepada para Odhiv agar patuh dalam pengobatan,” katanya.

Terkait dengan pencegahan dan pengendalian, Feranose mengungkapkan, jika Dinkes Bantul telah melakukan berbagai upaya, baik yang melibatkan lintas program dan lintas sektor, dalam upaya promotif, preventif, maupun kuratif.

“Upaya promotif dilakukan melalui penyuluhan, penyampaian media KIE, preventif dilakukan dengan skrinning HIV terutama pada kelompok risiko, notifikasi pasangan dan anak,” jelasnya.

BACA JUGA : inDrive Tawarkan Transportasi Ramah Lingkungan melalui program inVison dan Alternativa Film Project

BACA JUGA : Halim-Aris Raih Suara Tertinggi di Pilkada Bantul, Saksi Joko-Rony Tolak Tanda Tangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com