Dinkes Bantul Catat Angka Prevalensi Stunting Alami Peningkatan 0,27 Persen di Agustus 2024
Dinkes Bantul mencatat angka prevalensi stunting mengalami peningkatan 0,27 persen pada Agustus 2024--iStockphoto
“Karena biasanya kalau bukan orang tua yang mengasuh, anak itu cenderung tidak menghabiskan makanan akan dibiarkan saja. Ini yang cukup susah untuk diturunkan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Agus mengaku pada tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak hanya fokus pada pemberian makanan tambahan (PMT) saja, akan tetapi juga akan memberikan makanan tambahan dalam bentuk komunitas.
Dengan pemberian makanan tambahan dalam bentuk komunitas tersebut harapannya upaya intervensi yang dilakukan oleh Dinkes bisa lebih optimal.
BACA JUGA : Lancarkan Program Makan Bergizi Gratis, Pemkab Bantul Siapkan Anggaran hingga 50 Miliar Rupiah
BACA JUGA : Kampanye Udara Bersih, Dinas Lingkungan Hidup Jogja Lakukan Uji Emisi Puluhan Kendaraan Bermotor
“Dengan bentuk komunitas, kan otomatis akan dimakan di komunitas itu. Lebih tepat saran. Berbeda jika kami berikan terus dimakan di rumah masing-masing, bisa saja makanan itu tidak dihabiskan. Selain itu, bisa saja makanan itu disimpan dan dibagikan ke saudara yang lainnya,” ucapnya.
Selain itu, Agus juga menyatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) juga terus melakukan sosialisasi kepada kader mengenai pemberian makanan pada bayi dan juga anak.
“Diharapkan upaya ini dapat memberikan pendampingan kader posyandu dapat memberikan pendampingan kepada keluaga dengan balita stunting,” harap Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com