Kisah Menarik Sego Welut Mbak Surani, Kuliner Legendaris Jogja Jadi Santapan Sri Sultan IX hingga Paku Alam X

Kisah Menarik Sego Welut Mbak Surani, Kuliner Legendaris Jogja Jadi Santapan Sri Sultan IX hingga Paku Alam X

Kisah menarik Sego Welut Mbak Surani--Foto by detikFood

diswayjogja.com - Belum lengkap rasanya jika Kamu berkunjung ke Godean namun tidak mampir ke Sego Welut Mbak Surani. 

Kuliner ini termasuk salah satu yang cukup legendaris serta otentik. Bahkan para Raja di Jogja pernah menjajal kuliner olahan belut ini.

"Dulu Pak Sri Sultan IX naik sepeda saat beli sego welut zaman (warungnya masih dikelola) simbah saya. Lalu Pak Sri Sultan X juga pernah (beli) waktu saya sudah berjualan. Bahkan Pak Paku Alam (KGPAA Paku Alam X) juga pernah ke sini sama anaknya," kata pemilik warung generasi ketiga, Surani (57) saat ditemui di tempat usahanya di Sidoluhur, Godean, Sleman, Senin (14/10/2024) malam.

Uniknya, Surani tak mengetahui saat Raja dan Adipati itu mampir ke warungnya. Dia baru mengetahui saat sejumlah polisi datang ke warungnya. Tepatnya saat Sri Sultan Hamengku Buwono X maupun KGPAA Paku Alam X akan meninggalkan warung Sego Welut Mbak Surani.

"Waktu Pak Paku Alam itu tahunya saat ada polisi hormat ke beliau. Kalau Ngarsa Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X, saya) dikasih tahu Lurah Pasar Godean. Ngarsa Dalem waktu itu parkirnya di Pegadaian, jadi tidak tahu kalau beliau ke sini," kenangnya.

BACA JUGA : 5 Kuliner Malam di Jogja Paling Terkenal, Legendaris dan Rasanya Autentik

BACA JUGA : 6 Warung Tengkleng Paling Enak yang Ada di Jogja, Cocok Dimakan di Tengah Hujan

Jualan Pakai Tenggok Sejak 1945

Sego Welut Mbak Surani memang terkenal. Diawali simbahnya, Mbah Darmo, yang berjualan sejak era 1945. 

Mbah Darmo berjualan di area Pasar Godean hingga tahun 1995. Sempat berganti ke bibi Surani, hingga akhirnya diteruskan oleh Surani dari 1997 hingga sekarang.

Surani menuturkan Mbah Darmo dulu berjualan di sisi selatan Pasar Godean, pakai tenggok yang kerap digendong saat berjualan. 

Hingga akhirnya bisa menyewa lapak di lahan yang biasanya digunakan sebagai parkir pasar saat pagi.

"Simbah itu mulaimya sekitar tahun 1945 antara sebelum atau sesudah kemerdekaan. Dulu jualannya masih pakai tenggok. Kalau saya sekarang sudah generasi ketiga," katanya.

Salah satu menu andalan warung ini adalah mangut belut, olahan belut berbumbu rempah dan santan yang disajikan dengan nasi panas.

BACA JUGA : 7 Tempat Belanja Bahan Pokok Paling Favorit di Jogja, Nomor 3 Murahnya Kebangetan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: detik.com