Begini Cerita Awal Mulanya Sate Klatak Khas Bantul, Sate Jeruji Besi dengan Rasa Nikmat

Begini Cerita Awal Mulanya Sate Klatak Khas Bantul, Sate Jeruji Besi dengan Rasa Nikmat

Visual dari Sate Klatak, kuliner legendari khas Bantul, Yogyakarta-sayurbox.com-

Klathak inilah yang banyak jatuh bersebaran disekitar warung sate Mbah Ambyah, sehingga menu sate tersebut dikenal dengan Sate Klatak.

Keunikan dari Sate Klatak

Penamaan sate klatak ini diyakini berasal dari bunyi yang ditimbulkan saat membakar sate tersebut, yaitu ‘klatak-klatak’ yang berasal dari suara garam yang terbakar.

BACA JUGA : KPU Bantul Tetapkan 3 Paslon Menuju Pilkada Bantul 2024, Ini Visi Misi Tiap Paslon

BACA JUGA : Laju Abrasi Perairan Bantul Terus Meningkat, Warga Diminta Waspada dan Hati-Hati

Sekadar informasi, di zaman dulu, garam yang dipakai untuk memasak adalah garam kasar grosok sehingga ketika terbakar, garam tersebut menimbulkan bunyi klatak.

Secara visual, ikon kuliner Jogja satu ini tidak jauh berbeda dengan sate biasanya yang secara spesifik menggunakan bahan utama daging kambing.

Namun hal yang membedakan dari sate klatak adalah porsi penyajian dan alat tusuk yang digunakan untuk jenis sate yang satu ini.

Umumnya, sate kambing dihidangkan dengan tusukan kayu berukuran kecil di mana dalam satu porsi biasanya berisi 5 hingga 10 tusuk sate.

Untuk sate klatak, alat yang digunakan adalah tusukan besi dari jari-jari pelek sepeda motor dengan ukuran lebih panjang sehingga satu porsinya hanya berisikan 2 hingga 3 tusuk sate saja.

BACA JUGA : DPUPKP Bantul Optimistis Semua Proyek Pekerjaan Jalan Akan Selesai Sebelum 20 Desember 2024

BACA JUGA : Aldi Satya Mahendara: Pembalap Muda Asal Bantul yang Mulai Mendunia

Hal lain yang membuat sate klatak berbeda dengan sate pada umumnya adalah penggunaan daging kambing muda dengan ukuran irisan dagingnya yang relatif lebih besar.

Selain ukuran dagingynya yang besar, sat ini hanya diberi bumbu garam, dan penyajiannya disertai dengan kuah santan yang lebih encer, atau di masa kini disuguhkan dengan kuah tongseng.

Meski sudah ada sejak lama, namun kepopuleran sate klatak nyatanya tetap bertahan hingga kini yang dibuktikan dengan populernya sejumlah warung sate klatak di kalangan wisatawan.

Beberapa di antaranya bahkan ada yang menjadi ‘makanan wajib’ bagi sebagian besar wisatawan luar daerah setiap berkunjung ke Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: validnews.id