Mengenal Batik Sinom Parijotho dari Sleman, Motif Bunga Parijotho Jadi Center of Interest

Mengenal Batik Sinom Parijotho dari Sleman, Motif Bunga Parijotho Jadi Center of Interest

Mengenal motif batik Sinom Parijotho Salak Khas Sleman-tribunnews.com-

Bunga parijotho berwarna biru dan putih yang dikomposisikan secara ritmik kontinyu (repetisi) dengan arah diagonal.

Daun tanaman parijotho dibuat dengan warna coklat, putih, dan kuning yang menampakkan tulang-tulangnya sebagai elemen estetis visual yang menjadi aksen pada kelompok motif parijotho.

Daun salak pondoh  dibuat dengan dua macam warna yaitu coklat dan gabungan coklat putih yang kemudan dikomposisikan secara acak, namun selalu berdekatan dengan buah salak pondoh.

2. Inspirasi

Motif batik Sinom Parijotho Salak terinspirasi dari sinom yang merupakan daun salak yang masih muda dengan warna hijau muda cerah. 

Sementara untuk motif Parijotho terinspirasi dari tanaman khas di lereng Gunung Merapi, yaitu parijotho yang terdiri dari batang, daun, dan bunganya.

BACA JUGA : Dalam Motivasi Tinggi, PSS Sleman Siap Curi Poin Lawan Barito Putera

BACA JUGA : Pilkada Sleman 2024: Visi Misi dan Program Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sleman Nomor Urut 1

3. Filosofi

Batik Sinom Pariotho Salak ini mengangkat nilai estetika sekaligus kekhasan Kabupaten Sleman yang memiliki aneka hayati di lereng Merapi sebagai perwujudan rasa cinta dan bangga akan potensi alamnya.

Secara filosofis motif batik ini dapat diartikan sebagai harapan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang terayomi oleh kearifan para pemimpin pemegang amanah rakyat di Kabupaten Sleman.

Makna tersebut terinspirasi dari visualisasi dari warna hijau daun yang memiliki tulang kokoh menopang bentuknya.

Buah atau bunga parijotho sangat indah menjadi pusat perhatian (center of interest) pada komposisi motifnya. Sementara buah salak dikelilinginya memiliki makna kemakmuran nyata yang telah dinikmati masyarakat Kabupaten Sleman.

Desain ini sangat kuat memiliki kekhasannya dengan isen-isen cecek sebagai pengisi bidang kosong yang dikembangkan oleh pembatik-pembatik Jawa sejak dahulu kala. 

BACA JUGA : Kebudayaan Jogja Masih Dilakukan Warga Lokal, Tapi Jarang Diketahui Banyak Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sardonoharjosid.slemankab.go.id