Grebeg Syawal Masih Dinanti Warga DIY, Tak Lagi Berebut tapi Kembali Ke Tradisi Awal
penyelenggaraan Grebeg Syawal dikembalikan kepada tradisi awal.-DOK.-
DISWAYJOGJA – Keraton Yogyakarta membagikan gunungan Grebeg Syawal di empat lokasi dalam memperingati Idul Fitri 2024. Kali ini, penyelenggaraan Grebeg Syawal dikembalikan kepada tradisi awal. Yakni tak lagi diperebutkan tapi dibagikan dan dilakukan penambahan lokasi pembagian pareden di Ndalem Mangkubumen.
Meski tata cara pelaksanaan mengalami penyesuaian, tapi prosesi Grebeg Syawal tetap dinantikan masyarakat. Usai didoakan, lima gunungan yang berada di halaman Masjid Gedhe langsung dibagikan di lokasi dan tiga lokasi lainnya di Pura Pakualaman, Kompleks Kepatihan dan Ndalem Mangkubumen.
Prosesi Grebeg Syawal keluar Keraton menuju Masjid Gedhe dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Masyarakat telah menunggu dengan setia agar dapat menyaksikan prosesi tradisi budaya yang rutin dilaksanakan keraton setiap tahunnya. Sekitar pukul 11.00 WIB, gunungan yang telah didoakan dibagikan ke masing-masing lokasi.
Lima jenis gunungan yang dikawal Iring-iringan bregada, yakni dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Darat, dan satu Gunungan Pawuhan. Dengan demikian, total terdapat enam buah gunungan. Satu titik tambahan yang menjadi lokasi pembagian ubarampe gunungan, yakni Ndalem Mangkubumen yang menerima sejumlah 50 buah pareden gunungan sama seperti yang dibagikan ke Kompleks Kepatihan.
Kahartakan Keraton Yogyakarta KMT Sarihartokodipuro mengakui, prosesi tata cara pelaksanaan Grebeg Syawal tahun ini dikembalikan seperti semula. Yakni pada era Sri Sultan Hamengku Buwono HB VIII. Sebab, itu hak prerogatif dari keraton agar semua berjalan lancar dan semua mendapatkan bagian.
”Jika biasanya gunungan yang diperebutkan masyarakat, kini diubah hanya dibagikan ke para pengunjung. Tujuannya agar kegiatan berjalan dengan baik dan pengunjung kebagian semua. Alhamdulillah semua kebagian karena kita dibantu keamanan baik dari Pengulon maupun TNI Polri dan keamanan," tuturnya.
KMT Sarihartokodipuro mengungkapkan, sebelumnya gunungan diperebutkan, sehingga banyak kejadian dialami para pengunjung. Antara lain, kehilangan barang, jatuh atau terluka. Setelah diubah, prosesi Grebeg Syawal berjalan dengan cukup lancar dan tertib. Sementara penambahan satu titik pembagian gunungan yakni Ndalem Mangkubumen sudah direncanakan Keraton Yogyakarta.
BACA JUGA:Jelang Idul Fitri, Inflasi Mont To Month di DIY pada Maret 2024 Capai 0,43 %
”Penambahan lokasi pembagian pareden di Ndalem Mangkubumen memang waktu dulu juga begitu. Setahu saya itu memang hak dari Ngarsa Dalem. Kepatihan dan Pakualaman dikasih lalu Mangkubumen dikasih. Memang strukturalnya begitu supaya jelasnya didampingi Urusan Pengulon KRT Zhuban Hadiningrat,” ungkapnya.
Pareden gunungan yang dibawa ke Ndalem Mangkubumen ini diterima langsung putri sulung Sri Sultan HB X GKR Mangkubumi didampingi GKR Maduretno dan GKR Hayu. Usai menerima 50 buah pareden dari Utusan Dalem, GKR Mangkubumi dibantu kedua adiknya membagikan pareden tersebut.
Semua pareden gunungan yang berisi rengginang dan taplukan bintang lima warna ini telah dibagikan. Menurut para penerima pareden dengan cara dibagikan tersebut justru semuanya mendapatkan.
Salah satu abdi dalem yang mendapat pareden di Ndalem Mangkubumen, yaitu Nyi Mas Hamong Hadiastuti mengaku sangat bangga mendapatkan pareden tersebut, karena merupakan berkah dari raja. Sebelumnya, dia belum tentu mendapatkan pareden namun dengan dibagikan semua mendapatkannya.
”Senang sekali mendapatkan berkah Ndalem ini. Pareden sebenarnya bisa digunakan sesuai kepercayaan atau sugesti masing-masing. Kalau saya akan saya taruh di sawah biar tidak ada hama dan panennya bagus,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: