Kota Tegal Tergenang Banjir, 16.129 Warga Terdampak

Kota Tegal Tergenang Banjir, 16.129 Warga Terdampak

TERGENANG - Pengendara sepeda motor melewati Jalan Jenderal Soedirman Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur Kota Tegal pada Rabu, 20 Maret 2024 sejak pukul 22.35 hingga Kamis, 21 Maret 2024, pukul 05.00 menyebabkan sejumlah wilayah dan fasilitas umum tergenang banjir.

Banjir membuat 4.086 rumah, 5.924 KK, dan 16.129 warga terdampak dan satu KK di antaranya harus mengungsi secara mandiri ke rumah saudaranya.

Berdasarkan data Laporan Kebencanaan dan Kejadian Wilayah Kota Tegal yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Penanganan Bencana (PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal, di wilayah Kecamatan Tegal Selatan, banjir menggenangi Jalan Kapten Sudibyo dan Jalan Jenderal Soedirman Kelurahan Randugunting.

BACA JUGA:Masyarakat Kota Tegal Diimbau Waspadai Cuaca Ekstrem

Di wilayah Kecamatan Tegal Barat Jalan Nanas, Jalan Rambutan, Jalan Salak, Jalan Durian, Jalan Sawo Barat, Jalan Siwalan, Jalan Cinde, dan Perum Baruna Asri Kelurahan Kraton. Kemudian di Jalan Dr Soetomo, Jalan Jalak Timur, Jalan Garuda, Jalan Kauman Tegah, Jalan Kelapa Sawit, Kelurahan Pekauman. Jalan Ruslani Kelurahan Kemandungan dan Jalan Lumba-Lumba, Jalan Cucut, Jalan HOS Cokrominoto, Jalan Proklamasi, Jalan Pemuda, dan Jaalan DI Panjaitan Kelurahan Tegalsari.

Berikutnya, di Jalan Ki Gede Sebayu Alun-Alun Kota Tegal, Jalan Kartini Kelurahan Mangkukusuman, Jalan Nakula Kelurahan Slerok, Jalan Abimanyu Kelurahan Kejambon. Banjir juga menggenangi Jalan Waringin, Jalan Halmahera, Jalan Serayu, Jalan Ciliwung, Jalan Karimun, dan Jalan Sangir Kelurahan Mintaragen. Jalan KH Mukhlas, Jalan Slamet, dan Jalan Tentara Pelajar Kelurahan Panggung.

Sementara 4.086 rumah, 5.924 KK, dan 16.129 warga terdampak banjir. Mereka terdiri dari 1.498 rumah, 2.016 KK, dan 5.160 jiwa di Kelurahan Kraton. Kemudian 353 rumah, 581 KK, 1.940 jiwa di Kelurahan Pekauman. 424 rumah, 480 KK, 318 jiwa di Kelurahan Tegalsari. 1.758 rumah, 2.755 KK, 8.435 jiwa di Kelurahan Mintaragen. 53 rumah, 92 KK, 276 jiwa di Kelurahan Panggung.

Adapun satu KK yang mengungsi secara mandiri ke rumah saudaranya sejumlah empat jiwa yaitu Emiliana, 50; Ade Bagus Pratama, 9; M. Yudi, 13; dan Huma Indra Sara, 8. Mereka adalah warga Jalan Sembilang RT 07/RW 10, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, dan mengungsi ke Perum Claster Kamboja Desa Mejasem, Kecamtan Kramat, Kabupaten Tegal.

BACA JUGA:Tinjau Banjir Jepara dan Demak, Pj Gubernur Jateng Minta Tanggul-Tanggul Sungai Dievaluasi

Fasilitas umum yang terdampak antara lain seperti sekolah, puskesmas pembantu, kantor kelurahan, masjid, musala, dan lainnya.

Salah satu warga di Jalan Durian, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Fifi, mengungkapkan, pada pukul 02.00 dini hari dirinya turun dari kamar menuju toko busana miliknya. Air terpantau sudah semata kaki dan hingga pagi menggenang setinggi sekitar 40 sentimeter. “Ini freezer saya juga terendam. Itu ada bekasnya. Banjir ini lebih parah dibanding awal 2020. Dulu tidak seperti ini,” tutur Fifi.

Kepala BPBD Kota Tegal Mochammad Mabbrur mengatakan, kejadian banjir disebabkan cuaca esktrem. Pada Rabu (20/3), sekitar pukul 22.35 wilayah Kota Tegal diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

“Sampai Kamis (21/03) pukul 05.00 hujan masih mengguyur wilayah Kota Tegal hingga menyebabkan banjir disejumlah titik,” ujar Mabbrur.

Mabbrur menyampaikan, Rabu malam pukul 23.30 Petugas TRC BPBD Kota Tegal melakukan monitoring dan pukul 05.00 pagi harinya melalukan kaji cepat daerah yang terjadi banjir. Pukul 06.30 BPBD Kota Tegal berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penyedotan disejumlah titik banjir, terutama yang berdampak pada fasilitas umum.

Pukul 07.30, Mabbrur segera melakukan koordinasi dengan Kapolres Tegal Kota AKBP Rully Thomas terkait percepatan penanganan banjir. Hingga pukul 11.00 Petugas TRC BPBD Kota Tegal melakukan asessment dampak banjir yang masih melanda wilayah Kota Tegal. Berdasarkan pantauan BPBD Kota Tegal, banjir berangsur surut mulai pukul 11.30.

Sekitar pukul 11.30 banjir berangsur surut, namun di beberapa titik yang masih tergenang dikarenakan kondisi kontur tanah yang lebih rendah dengan jalan atau daerah cekungan dan juga drainase yang tidak lancar,” ucap Mabbrur.

BACA JUGA:Tinjau Banjir di Grobogan, Pj Gubernur Jateng Serahkan Bantuan Senilai Rp293 Juta Lebih

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tegal Heru Prasetya, melalui Kepala Bidang PSDA Emi Mutiah Hidayati menyampaikan, ketika terjadi genangan banjir akibat hujan pada Rabu malam, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang segera mengoperasionalkan pompa yang ada di Polder Bayeman dan Kolam Retensi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang juga melakukan penyedotan dengan tangki di lokasi genangan, termasuk meminjam pompa alkon milik Dinas Sosial.

“Kami juga melakukan pembersihan sampah di trash rack dan sumbatan. Seperti di trash rack Sungai Siwatu Jalan Gajahmada,” ucap Emi saat dikonfirmasi ketika masih bertugas di lapangan.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Tegal Enny Yuningsih mengungkapkan, sehubungan dengan banjir yang terjadi kali ini, Komisi III meminta DPUPR untuk menghitung ulang anggaran penanganan banjir yang dialokasikan dalam APBD 2025 mendatang. Sebab, saat ini alokasi anggaran penangangan banjir tidak cukup memadai.

”Kami minta ke depan anggaran penanganan banjir dihitung ulang. Sehingga, penanggulangan bisa fokus dan terarah dari hulu ke hilir,” kata Enny sebelum mengikuti Rapat Paripurna Penyampaian Rekomendasi DPRD Atas LKPJ Wali Kota Tegal Akhir Tahun Anggaran 2023, di Komplek Gedung Parlemen, Jalan Pemuda, Kamis, 21 Maret 2024.

Enny menyampaikan, dalam pembahasan APBD 2024, Komisi III mengusulkan tambahan alokasi anggaran penanggulangan banjir senilai Rp1 miliar. Namun, dicoret Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Padahal, tambahan anggaran tersebut diusulkan karena anggaran rutin yang dialokasikan tidak cukup memadai untuk kegiatan penanggulangan banjir.

Komisi III, sambung Enny, juga telah berkunjung ke Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah untuk mendorong pengerukan Sungai Kemiri dan Sungai Kaligangsa yang mengalami pendangkalan atau sedimentasi. “Pusdataru akan berusaha mengeruk sedimentasi Sungai Kemiri, dari jembatan sampai ke utara,” ucap politisi Partai Golkar tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: