Kasus Demam Berdarah di Gunung Kidul Terus Meningkat, 2 Bulan 2024 Capai 220 Warga Terjangkit

Kasus Demam Berdarah di Gunung Kidul Terus Meningkat, 2 Bulan 2024 Capai 220 Warga Terjangkit

Kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunung Kidul terus mengalami peningkatan.-DOK.-

GUNUNGKIDUL, DISWAYJOGJA – Kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunung Kidul terus mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul mencatat 2 anak meninggal dunia akibat DBD. Sedangkan, 220 warga dideteksi terjangkit penyakit berbahaya itu. 

Sepanjang 2023, ada 260 warga terjangkit DBD dengan jumlah pasien meninggal, yakni satu orang. 2 bulan 2024, tren kasus semakin meningkat mencapai 220 warga terdeteksi DBD dan dua anak meninggal dunia.

Kepala Pelaksana Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawati menjelaskan, 2 anak meninggal dunia itu berusia 5 tahun dan 10 tahun. Keduanya berasal dari Kapanewon Semin dan Wonosari. 

BACA JUGA:Mengenal Nyamuk Wolbachia, Teknologi Biologis untuk Pengendalian Nyamuk DBD

”Tahun ini, 2 anak meninggal dunia dan 220 warga terdeteksi terkena DBD yang tersebar di beberapa puskesmas di Gunung Kidul,” kata Dewi Irawati, Kamis, 29 Februari 2024.

Selain menimpa anak-anak, DBD juga menyerang remaja hingga yang berusia lanjut di Kabupaten Gunung Kidul. Penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegypti itu disebabkan iklim yang tidak menentu. ”Karena cuaca penghujan, air tergenang menjadi perindukan nyamuk Aedes Aegypti,” ucapnya.

Bahkan, lanjut Dewi, seluruh wilayah di Kabupaten Gunung Kidul menjadi rawan akibat mewabahnya nyamuk berbahaya tersebut. Kurangnya kebersihan warga dan minimnya perhatian terhadap genangan air menjadi pemicu adanya kasus DBD. ”Apalagi di lingkungan yang kurang bersih dan ada penampungan-penampunga air,” tuturnya.

BACA JUGA:Di Brebes, 399 Warga Meninggal Kena DBD

Meski sebagian warga tinggal di wilayah bentaran sungai, Dewi menjelaskan, bukanlah tempat perindukan nyamuk-nyamuk berbahaya itu. ”Kalau sungai bukan tempat perindukan nyamuk, tergantung rumahnya bersih atau tempat perindukan nyamuk seperti penampungan air,” jelasnya.

Dewi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengingatkan warga untuk mencegah penyakit DBD. Pihaknya juga rutin melakuakn penyuluhan ke masyarakat melalui puskesmas-puskesmas. 

”Mengenai kesehatan selalu kami ingatkan, bukan hanya DBD, pelayanan kesehatan tetap siaga baik jumlah kasusnya banyak ataupun sedikit," jelasnya.

BACA JUGA:Angin Puting Beliung Terjang Gunung Kidul, 19 Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

Masyarakat juga telah diimbau untuk meningkatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di lingkungan masyarakat. Dengan pelaksanaan 3M plus secara serentak. ”Karena itu, Pokjanal yang ada di Kapanewon agar bergerak kembali mengajak masyarakat untuk meningkatkan gerakan PSN dengan 3M,” ujarnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: