Waduh! 388 Pasien Suspek Frambusia Ditemukan 21 Puskesmas Kabupaten Brebes

Waduh! 388 Pasien Suspek Frambusia Ditemukan 21 Puskesmas Kabupaten Brebes

Tim surveyor dan bidang P2P kompak foto bersama perwakilan 38 Puskesmas usai Eradikasi Frambusia. -Syamsul Falak-jogja.disway.id

BREBES, DISWAY JOGJA - Sebanyak 388 pasien suspek (terduga-red) kasus Frambusia atau patek ditemukan tersebar pada 21 Puskesmas.

Jumlah tersebut, merupakan hasil pemetaan dari 38 Puskesmas sepanjang Januari hingga September 2023. Meski suspek, Dinkes memastikan Kabupaten Brebes sudah tidak ditemukan penyakit Frambusia karena pemeriksaan lab menunjukkan hasil negatif.

BACA JUGA:8 Rekomendasi AC Portable Terbaik untuk Rumah dan Kantor Serta Keunggulannya

Bahkan, seluruh pasien suspek Frambusia sudah menjalani pendampingan pengobatan sampai sembuh. Hal itu, terungkap dalam Penilaian Sertifikat Eradikasi Frambusia Provinsi Jawa Tengah, Selasa 10 Oktober 2023.

Bertempat di ruang rapat Lantai 5 Kantor Pemerintahan Terpadu, Tim Surveyor Eradikasi Frambusia Jateng disambut Kepala Dinkes Brebes Ineke Tri Sulistyowati. Turut mendampingi, Sekretaris Dinkes Imam Budi Santoso, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Adhi Pujo Astowo serta tim bidang P2P.  Hadir perwakilan 38 Puskesmas dan tim surveyor Eradikasi Frambusia Iva Tri Wahyuanasari perwakilan Dinkes Provinsi Jateng  dr Jati Kartinawati dan Supriyanti dari Balkesmas Wilayah Jateng.

BACA JUGA:Dingin Merata ke Berbagai Sudut: Inilah MIDEA MPHA-05CRN7, AC Portable untuk Ruangan Besar

"Eradikasi Frambusia, sangat penting karena penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sehingga, perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan secara terus-menerus secara efektif dan efesien mulai dari Puskesmas," ungkapnya saat menyampaikan paparan.

Sebagai penyakit tropis yang terabaikan, lanjut Ineke, Frambusia atau dalam beberapa bahasa daerah disebut yaws, patek, puru, buba, pian, parangi ambalo. Menjadi sebuah penyakit menular, yang disebabkan bakteri Treponema Pertenue yang hidup di daerah tropis. Penularannya, melalui lalat atau kontak langsung dari cairan luka penderita ke orang yang mempunyai kulit yang luka.

"Termasuk, umumnya terlihat sebagai lesi pada kulit serta dapat menyebabkan cacat pada tulang," ujarnya.

BACA JUGA:7 Rekomendasi AC Portable 2023, No 3 dibawah 100 ribu Rupiah!

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Adhi Pujo Astowo menambahkan, mengantisipasi munculnya kasus Frambusia upaya Surveilance terus dilakukan. Yakni, pengamatan yang sistematis dan berkelanjutan terhadap data dan informasi tentang kejadian Frambusia.

Setelah paparan Kadinkes, tim surveyor melakukan wawancara dengan semua perwakilan puskesmas. Tujuannya, memastikan penguasaan materi tentang penanganan dan pengobatan secara tepat efektif puskesmas.

BACA JUGA:Kelebihan Dan Kekurangan AC Portable, Ini Dia Yang Wajib Anda Ketahui!

"Rencananya, dalam tiga hari mendatang, tim surveyor akan meninjau sampling puskesmas yang terdapat suspek. Tujuannya, memastikan teknis penanganan dan pengobatan serta kroscek hasil lab yang nihil Frambusia," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: