Kelompok Disabilitas Desa di Kabupaten Purworejo Dilatih Pasarkan Produk Batik Jumputan

Kelompok Disabilitas Desa di Kabupaten Purworejo Dilatih Pasarkan Produk Batik Jumputan

MEMBATIK - Kelompok Disabilitas di Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi dilatih membatik hingga memasarkannya secara digital di balai pertemuan desa setempat-DOK.-

PURWOREJO-DISWAYJOGJA-Sejumlah kaum difabel atau Kelompok Disabilitas Desa (KDD) dan 5 orang pendamping di bawah naungan Kelompok Usaha Inklusi (KUI) mengikuti pelatihan. Kegiatan tersebut diadakan di Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.

BACA JUGA:Dingin Merata ke Berbagai Sudut: Inilah MIDEA MPHA-05CRN7, AC Portable untuk Ruangan Besar

Kelompok Disabilitas di Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo mendapatkan pelatihan memasarkan produk milik mereka. Yakni Batik Jumputan secara profesional melalui media digital. Selain itu, mereka juga mendapatkan berbagai pelatihan soal varian batik dan pengelolaan usaha batik dari para ahli.

Pelatihan terselenggara melalui program PMP (Pengabdian Masyarakat Pemula) oleh Stikes Pemkab Purworejo yang bersumber dari hibah Kemendikbudristek RI. Program pengabdian ini diketuai oleh Dosen Stikes Nova Ari Pangesti dengan beranggotakan 1 dosen lainnya, Ahmad Muzaki dan 2 orang mahasiwa. Program ini juga berkolaborasi dengan dosen sekaligus Ketua STIE Rajawali PurworejovHesti Respatiningsih.

BACA JUGA:AC Mini Portable Pilihan Terbaik, Ini Deretannya!

Dosen Stikes Nova Ari mengatakan, sasaran kegiatan ini adalah 10 kaum difabel atau Kelompok Disabilitas Desa (KDD) dan 5 orang pendamping di bawah naungan Kelompok Usaha Inklusi (KUI) yang dilaksanakan di Desa Bragolan.

”Pelaksanaan Program Pengabdian ini dilakukan melalui 3 tahapan atau pertemuan dengan 4 sesi yang sudah dilaksanakan selama 6 (enam) bulan. Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2023 yaitu tim pengabdi memberikan edukasi kesehatan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3S),” sebutnya, Senin (9/10) lalu.

Tujuan edukasi ini, lanjut dia, agar kesehatan kelompok difabel bisa lebih terpantau. ”Dimana dengan kesehatan yang baik maka diharapkan KDD akan lebih produktif dalam menghasilkan produk batik jumputan,” lanjutnya.

Pengabdian selain memberi pelatihan terkait usaha batik juga memberikan pelayanan pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan, cek tensi darah, cek gula darah, kolesterol dan asam urat agar para disabilitas terpantau kesehatannya.

Ketua STIE Rajawali Purworejov Hesti Respatiningsih mengatakan, pada tahap kedua kelompok disabilitas diberikan pelatihan terkait varian Batik Jumputan. Sebelumnya, tim pengabdi juga sudah membantu kelompok disabilitas dengan memberikan bahan baku kain putih, dan teknologi tepat guna seperti 1 unit mesin obras dan I unit mesin jahit portable beserta perlengkapan penunjang lainnya.

”Seperti benang, pernak pernik, ember, gunting, pewarna dan lainnya yang didanai Kemenristekdikbud, Dirjen Vokasi dan diserahkan pada saat pelatihan tahap dua,” terangnya.

Pelatihan tahap kedua ini, lanjut Hesti, disampaikan oleh narasumber Dyah Wahyu Ristyani yang merupakan ahli batik dari UMKM Batik Dewa Lowano. Pelatihan kedua ini dilaksanakan pada 8 September 2023 lalu.

”Pelatihan bertujuan agar produk batik jumputan yang selama ini masih terbatas baik dari segi kuantitas dan kualitas dapat berkembang dan meningkatkan omzet penjualan serta memiliki keunggulan bersaing dengan industri sejenis,” bebernya.

Dosen lainnya, Ahmad Muzaki menambahkan, pelatihan pada tahap ketiga pada 19 September 2023 dikhususkan untuk pemasaran digital. Pelatihan diisi oleh narasumber Haris Aprianto Setiawan dari Forum UMKM Kabupaten Purworejo. Dari hasil diskusi saat pelatihan, branding telah disepakati untuk mengangkat batik karya kelompok difabel Desa Bragolan dengan ciri khas Batik yang menggunakan pewarna alami. ”Untuk nama (produk) selama ini masih menggunakan branding Karya Sejati,” ucapnya.

Selain itu, sambung dia, pada pelatihan tahap 3 para kelompok difabel juga mendapat materi terkait Pelatihan Konten Digital/ Digital Marketing yang disampaikan oleh Bagas Setyanto.

”Dimana pada sesi ini para pendamping dan disabilitas diajarkan cara membuat konten digital, dari pengambilan gambar, editing video, sampai upload di media sosial dan juga membuat akun di Instagram/Facebook Ads Melalui Fitur Boost Post serta beberapa platform marketplace seperri shopee,” terang Muzaki.

Program tersebut diharapkan dapat mengembangkan usaha batik jumputan, serta membangun kemandirian serta jati diri para penyandang disabilitas utamanya di Desa Bragolan. ”Membangun kemauan dan potensi sumberdaya, berupa kemampuan dan kekuatan untuk hidup melalui proses pembinaan dan bantuan teknis maupun bimbingan,” tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: