2 Daya Tarik Museum Sangiran: Berwisata Sekaligus Belajar Tentang Manusia Purba

2 Daya Tarik Museum Sangiran: Berwisata Sekaligus Belajar Tentang Manusia Purba

Misum Singaran--profile.perpus.jatengprov.go.id/

DISWAY JOGJA - Berlibur ke tempat wisata alam mungkin sudah biasa.

Selain tempat wisata alam, Anda bisa mengisi waktu liburan Anda untuk berkunjung ke Museum yang lebih bermanfaat bisa menambah wawasan dan pengetahuannya melalui info serta koleksi yang ada di museum tersebut.

Contohnya museum purbakala yang sudah lama berdiri hingga saat ini yaitu Museum Sangiran atau Situs Sangiran. 

Situs Sangiran merupakan museum arkeologi.

Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km².

Lokasi Museum Sangiran di Kebayan II, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. 

UNESCO resmi menetapkan Situs Sangiran sebagai salah satu situs Warisan Budaya Dunia di Indonesia pada 1996 dan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia Nomor 593 oleh UNESCO dan dikenal dengan nama The Sangiran early Man Site.

BACA JUGA:Berwisata dan Belajar Sejarah di Museum Kereta Api Ambarawa

Daya Tarik Museum Sangiran 

1. Isi Museum Sangiran

Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. 

Saking lengkapnya koleksi di museum ini dinobatkan sebagai museum terlengkap se-Asia untuk penemuan Situs Arkeologi.

Waw banget kan! Terdapat sekitar 13000 lebih fosil yang tersimpan rapih di Museum Sangiran ini, dan lebih dari 50 % nya jumlah dari fosil manusia purba dari temuan fosil Homo erectus di dunia dan 60% ditemukan di Indonesia.

Dimana isi Museum Sangiran terdiri dari fosil manusia purba, binatang, hingga bebatuan zaman dulu.

2. 5 Klaster Situs Sangiran

Museum Sangiran yang terletak di kawasan Situs Sangiran terbagi menjadi 5 Klaster, yaitu Klaster Krikilan, Klaster Dayu, Klaster Bukuran, Klaster Ngebung, dan Museum Manyarejo.

Klaster Krikilan

Klaster Krikilan merupakan visitor center yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran.

Sajian pameran di Klaster Krikilan dibagi ke dalam tiga ruang pamer. Ruang pamer 1 memamerkan koleksi yang menunjukkan kekayaan Situs Sangiran.

Sedangkan ruang pamer 2 mengusung tema koleksi “langkah-langkah kemanusiaan”.

Terakhir ruang pamer 3 menghadirkan koleksi bertema “Masa Keemasan Homo Erectus”. 

Klaster Dayu

Klaster ini dikenal sebagai situs yang penting karena terdapat banyak jejak kehidupan masa lampau seperti fosil fauna, manusia beserta budayanya, serta rekaman perubahan lingkungan Situs Sangiran.

Keberadaan stratigrafi Dayu yang cukup legkap mampu menggambarkan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa hingga menjadi daratan.

Terdapat pula ruang diorama serta ruang pamer yang menyajikan berbagai fosil dan bukti penemuan perkakas Homo Erctus tipe arkaik.

BACA JUGA: 5 Candi Kuno di Tegal yang Menyimpan Keajaiban Sejarah dan Kebudayaan

Klaster Bukuran

Salah satu koleksi yang dipamerkan pada bagian ini adalah diorama rekonstruksi tiga tipe Homo Erectus yang pernah hidup di Jawa.

Sedangkan di ruang bawah Museum Klaster Bukuran terdapat peninggalan fosil manusia purba yang berasal di Situs Sangiran maupun fosil manusia purba dari situs Paleoantropologi di seluruh dunia. 

Klaster Ngebung

Situs ngebung memiliki nilai historis yang tinggi karna di sanalah dilakukan penelitian secara sistematis untuk pertama kalinya.

Di klaster ini ditampilkan para peneliti dalam upaya mengeksplorasi potensi Situs Sangiran.

Kegiatan tokoh-tokoh seperti raden Saleh, J.C Van Es, Eugene Dubois, G.H.R Von Koenigswald disajikan dengan informasi secara visual maupun digital yang interaktif.

Klaster Manyarejo

Klaster ini didirikan sebagai bentuk apresiasi terhadap peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan juga masyarakat Sangiran yang telah melakukan penelitian.

Pada klaster ini terdapat bangunan museum yang menampilkan audio visual yang berisi ungkapan warga Sangiran sebagai penemu-penemu fosil.

Sejak kadatangan Von Koenigswald pada tahun 1934, masyarakat banyak dilibatkan untuk mengumpulkan fosil-fosil sehingga menciptakan hubungan harmonis antara peneliti dan warga masyarakat sekitar.

BACA JUGA:10 Museum Unik Dan Bersejarah Di Indonesia, Nomor 10 Paling Unik!

Berlibur ke Museum Sangiran merupakan liburan yang nantinya Anda dan keluarga akan mendapatkan hal – hal baru dan tentunya banyak informasi yang bisa didapatkan disana, serta bisa menambah wawasan tentang sejarah.

Tiket masuknya pun sangat murah dan Anda dan keluarga bisa melihat – lihat banyak fosil apa saja yang ada disana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: