Jejak Raja Airlangga Hadir di Bentara Budaya, Seni Rupa Membaca Ulang Kepemimpinan Jawa-Bali
Pameran seni rupa “AIRLANGGA” karya 20 seniman lintas generasi, di Bentara Budaya Yogyakarta, menghadirkan pembacaan ulang sosok Raja Airlangga sebagai figur kepemimpinan Jawa-Bali, pameran ini berlangsung 21-30 Desember 2025.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

Pameran seni rupa “AIRLANGGA” karya 20 seniman lintas generasi, di Bentara Budaya Yogyakarta, menghadirkan pembacaan ulang sosok Raja Airlangga sebagai figur kepemimpinan Jawa-Bali, pameran ini berlangsung 21-30 Desember 2025.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
Masing-masing seniman merespons Airlangga dengan sudut pandang berbeda, dari refleksi spiritual, kritik sosial, hingga pembacaan metaforis atas kekuasaan dan tanggung jawab moral seorang pemimpin.
Salah satu karya yang menyita perhatian adalah “Laku Samadhi Airlangga” (2025) karya seniman asal Ponorogo, Citra Conde. Karya berukuran 70 x 120 sentimeter ini dibuat dengan teknik pointilis menggunakan pena dan spidol di atas kanvas.
BACA JUGA : Soimah Ungkap Perjalanan Hidup di Yogyakarta, Curhat ke Sri Sultan Soal Pajak Seniman
BACA JUGA : Kisah Seniman Mural Eko Virgi asal Yogyakarta yang Mengalirkan Seni dari Hati
Citra menjelaskan, ribuan titik yang membentuk figur Airlangga disusun satu per satu dengan kesadaran penuh. Proses ini selaras dengan makna samadhi, duduk hening, menempuh jalan batin melalui disiplin, kesabaran, dan pengendalian diri.
“Titik-titik itu metafora kekuatan kepemimpinan, bukan dominasi, tapi kesatuan. Pena saya maknai sebagai kejujuran, ketegasan, dan tanggung jawab moral seorang pemimpin,” kata Citra.
Karya tersebut terinspirasi dari relief candi yang menggambarkan Airlangga, namun diolah dalam bahasa visual kontemporer. Proses perenungannya memakan waktu sekitar satu bulan, meski pengerjaan teknisnya berlangsung intens selama tiga hari dua malam, sebuah praktik yang, menurut Citra, juga menjadi latihan kesabaran bagi sang seniman.

Pameran seni rupa “AIRLANGGA” karya 20 seniman lintas generasi, di Bentara Budaya Yogyakarta, menghadirkan pembacaan ulang sosok Raja Airlangga sebagai figur kepemimpinan Jawa-Bali, pameran ini berlangsung 21-30 Desember 2025.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id
Sebagai penutup tahun 2025, Bentara Budaya Yogyakarta menegaskan kembali komitmennya merawat dialog antara sejarah, kebudayaan, dan praktik seni rupa kontemporer.
Dalam jejak Airlangga, publik diajak melihat bahwa kebijaksanaan yang lahir dari keheningan dan tanggung jawab moral tetap relevan, bahkan setelah seribu tahun berlalu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: