Dinkes Yogyakarta 249 Kasus DBD Dalam 10 Bulan, Ajak Warga Terapkan PHBS

Dinkes Yogyakarta 249 Kasus DBD Dalam 10 Bulan, Ajak Warga Terapkan PHBS

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, dr. Endang Sri Rahayu, di Kompleks Balai Kota, Selasa (4/11/2025), mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat sebanyak 249 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tercatat sejak Januari hingga Oktober 2025. 

Jumlah ini hampir sama dengan tahun lalu dan menandakan DBD masih menjadi penyakit endemis di wilayah Yogyakarta.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Endang Sri Rahayu, mengungkapkan peningkatan kasus DBD erat kaitannya dengan peralihan musim kemarau ke musim hujan. 

Kondisi lembab dan genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

BACA JUGA : Sleman Tepis Wabah DBD Dengan Strategi Nyamuk Wolbachia, Kasus Ringan dan Tanpa Korban Jiwa

BACA JUGA : 7 Orang Meninggal Akibat Leptospirosis, Hasto Siagakan Kedaruratan dalam Pelayanan Kota Yogyakarta

“Untuk situasi DBD sampai Oktober ada 249 kasus sejak Januari. Kota Yogyakarta masih endemis, sehingga kami terus mengajak masyarakat untuk aktif dalam pengendalian,” ujar dr. Endang di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa (4/11/2025).

Endang mengingatkan, langkah paling efektif untuk mencegah DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). 

Program ini mengajak setiap keluarga memiliki satu orang yang bertanggung jawab memantau jentik nyamuk di rumah masing-masing.

“Gerakan satu rumah satu Jumantik ini terbukti efektif. Tidak perlu selalu fogging, karena fogging itu pilihan terakhir,” katanya.

BACA JUGA : Leptospirosis Meningkat di Sleman, Tercatat 82 Kasus 9 Dinyatakan Meninggal

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Jangkau 1.169 Lansia Jompo Lewat Program Satu Kampung Satu Bidan

Menurut Endang, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan bisa berdampak negatif bagi kesehatan serta menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektisida. 

Ia menegaskan fogging dilakukan sesuai prosedur, hanya jika ada penularan aktif dan hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan angka bebas jentik (ABJ) di bawah 95 persen.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: