Bupati Bantul Dorong Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik
Tempat sampah di Bantul, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan dukungan percepatan program waste to energy sebagai solusi krisis sampah sekaligus penyedia energi listrik.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Kelurahan Cokrodiningratan Dorong Pengelolaan Sampah Mandiri dengan Incinerator dan Galon Tumpuk
BACA JUGA : TRC Mas Jos Siap Jemput Sampah Spesifik Seperti Kasur dan Kulkas Warga Kota Yogyakarta
Pada 2045 mendatang, proporsi sampah terkelola diprediksi bakal menurun. Pada 2025, diperkirakan sekitar 59,70% sampah bakal terkelola, sedangkan pada 2045, kemampuannya malah turun menjadi hanya 9,39%, menggunakan skenario business as usual.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2024, volume sampah di Indonesia mencapai 34,2 juta ton, diperoleh dari 317 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Namun, baru 59,74% atau sekitar 20,4 juta ton sampah yang terkelola, sedangkan sampah yang tidak terkelola mencapai 40,26% atau setara 13,8 juta ton.
Dalam 5 tahun terakhir, sampah rumah tangga konsisten menjadi penyumbang sampah terbesar di Indonesia.
Pada 2020, sampah rumah tangga berkontribusi 37,69% terhadap total timbulan sampah di Indonesia, jauh di atas sampah perkantoran, perniagaan, pasar, dan sumber-sumber lain.
Pada 2021, proporsi sampah rumah tangga naik menjadi 48,9%, dan sempat turun tipis menjadi 40,23% pada tahun berikutnya.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Siagakan Tim Reaksi Cepat Mas Jos, Inovasi Penanganan Sampah Kota
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Perkuat Program Mas JOS, Siapkan Sistem dan Reward untuk Pengelolaan Sampah
Pada 2023 sebanyak 60,46% timbulan sampah nasional merupakan sampah rumah tangga yang kemudian turun tipis menjadi 53,74% pada 2024.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah sampah ini dengan mengolah menjadi sumber energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Presiden RI Prabowo Subianto dalam rapat terbatas bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (25/8/2025) meminta agar program pengelolaan energi berbasis sampah, waste to energy, dipercepat.
Proses administrasi dipangkas menjadi 3 bulan agar target penyelesaian proyek dalam 18 bulan bisa tercapai.
Pada awalnya, proses administrasi memakan waktu 6 bulan dan masa pengerjaan selama 18 bulan, namun Presiden mendorong percepatan agar keseluruhan proyek bisa selesai lebih cepat dari target awal dua tahun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: