Abdul Mu’ti Tegaskan Bantuan Sekolah Hanya Pendukung, Guru TK dan Sertifikasi Jadi Prioritas
Mendikdasmen Abdul Mu’ti berfoto bersama peserta saat menghadiri sesi Angkringan Pendidikan di Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) #4 di Jogja Expo Center, Bantul.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
Ia menambahkan, kesalahan yang sering terjadi meliputi nomor rekening tidak lengkap atau salah penulisan. Contoh kecil, gelar ditulis di nomor rekening padahal tidak diperlukan.
Mendikdasmen juga menekankan perbedaan tantangan mengajar di tingkat TK dibanding perguruan tinggi.
“Saya ingin menekankan, mengajar TK itu ilmunya justru lebih tinggi dibanding mengajar di perguruan tinggi. Lebih susah mengajar TK,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, mahasiswa di perguruan tinggi bisa belajar mandiri, sementara anak TK harus dituntun dan didampingi terus-menerus.
“Kalau di perguruan tinggi, mahasiswa bisa belajar sendiri, tapi anak TK harus dituntun, didampingi terus,” tambahnya.
Nomor Rekening dan Sertifikasi Jangan Salah
Ia menekankan pentingnya pendampingan guru TK dalam proses belajar, serta menyoroti sejumlah kebijakan baru terkait pendidikan dasar dan menengah.
“Kalau di TK tentu tidak bisa begitu, guru harus terus mendampingi,” lanjutnya.
Pernyataan ini ia sampaikan membandingkan proses belajar di perguruan tinggi dan TK, di mana mahasiswa kadang dapat belajar mandiri, bahkan dosen bisa duduk hingga tertidur saat mahasiswa berdiskusi.
Ia juga menekankan pentingnya keakuratan nomor rekening guru untuk memastikan transfer dana berjalan lancar.
“Karena itu, saya mohon nomor rekening jangan salah,” tegasnya.
Kesalahan nomor rekening, termasuk penulisan gelar atau nomor yang tidak lengkap, sering menimbulkan kendala dalam pencairan dana. Selain itu, Mendikdasmen menekankan pemenuhan syarat sertifikasi guru.
“Yang kedua, penuhi juga syarat sertifikasi. Itu harus benar-benar dipenuhi,” sebutnya.
Langkah ini penting untuk memastikan kualitas guru dan kelayakan menerima tunjangan. Mendikdasmen juga memperkenalkan kebijakan baru Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan.
“Ini adalah kebijakan baru yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan,” pungkasnya.
Ia menjelaskan bahwa selama ini, karena tidak adanya ujian standar, beberapa lembaga mengidentifikasi masalah schooling without learning, yaitu kondisi di mana siswa hadir di sekolah namun tidak benar-benar memahami materi yang dipelajari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: