Dugaan Bullying di RSUP Sardjito Jadi Sorotan, Manajemen Tegaskan Tak Ada Toleransi

Dugaan Bullying di RSUP Sardjito Jadi Sorotan, Manajemen Tegaskan Tak Ada Toleransi

Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, memberikan keterangan resmi terkait dugaan bullying residen anestesi di RSUP Sardjito Yogyakarta.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

BACA JUGA : Pejabat UGM Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif, UGM: Hormati Proses Hukum

Kasus dugaan bullying yang menimpa seorang residen anestesi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta terus menjadi sorotan publik setelah ramai dibicarakan di media sosial. 

Manajemen rumah sakit menegaskan insiden tersebut bukanlah praktik perundungan antar tenaga medis, melainkan kontak fisik yang dipicu kondisi emosional keluarga pasien.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu dini hari setelah seorang pasien perempuan yang dirujuk dari rumah sakit lain tidak tertolong meski telah mendapatkan penanganan intensif. 

“Kondisi emosional inilah yang kemudian memicu terjadinya kontak fisik terhadap peserta didik kami, seorang residen anestesi laki-laki, yang saat itu sedang bertugas,” ujarnya. 

Menurutnya, kabar yang beredar di media sosial menyebutkan pelaku adalah dokter spesialis anak dari pasien. Ia menegaskan informasi itu tidak benar. 

“Perlu kami luruskan, pelaku bukanlah dokter spesialis yang merupakan anak dari pasien, melainkan anggota keluarga lain, seorang perempuan,” jelasnya.

Pihak RSUP Dr Sardjito segera mengambil langkah cepat untuk melindungi tenaga medisnya. 

“Pagi harinya kami segera menginstruksikan pemisahan antara keluarga pasien dengan peserta didik sebagai langkah perlindungan hukum dan psikologis terhadap residen kami,” imbuhnya.

Ia menambahkan, proses hukum tetap berjalan meski keluarga pasien telah menyampaikan permohonan maaf. 

“Kami juga menegaskan bahwa proses hukum tetap berjalan, termasuk dengan dilakukannya visum sebagai alat bukti,” sebutnya.

Banu menyebut pihak keluarga pasien telah mendatangi RSUP Sardjito dan menyampaikan penyesalan mendalam. 

“Seiring perkembangan, pihak keluarga pasien datang dan menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas peristiwa yang terjadi dalam situasi emosional tersebut,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: