Kepala SMP Muhammadiyah 3 Mlati Klarifikasi Kasus MBG, Pastikan Kondisi Siswa Membaik
Suasana SMP Negeri 3 tampak sunyi pasca kasus Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan puluhan siswa mengalami gangguan kesehatan.--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
BACA JUGA : Program MBG Perdana Digelar di Kabupaten Gunungkidul, Siswa Terlihat Sangat Antusias
BACA JUGA : Siap Dukung Program MBG, Dapur SPPG UNISA Yogyakarta Segera Beroperasi
“Sakit perut dan diare, tidak ada yang lain. Iya, tiga ini mengalami sesak nafas, makanya dari Puskesmas Mlati II kemudian dirujuk ke RSUD Sleman,” jelasnya.
Korban Diduga Mencapai 90 Siswa
Jumlah siswa yang mengalami gejala gangguan kesehatan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sleman diperkirakan mencapai hampir 90 orang.
“Kalau yang per kemarin siang itu jumlahnya di angka 83,” sebutnya.
Namun, ia mengaku belum mendapat pembaruan data terbaru.
“Siang nggih, kami belum update sampai dengan hari ini apakah masih ada yang bergejala, kami belum update kembali,” lanjutnya.
Berdasarkan laporan sementara, jumlah siswa yang terdampak kemungkinan bertambah.
“Jadi, kalau yang kemarin siang 83 mungkin, kalau tadi malam ada beberapa yang menyampaikan ya mungkin sudah mendekati angka 90. Tapi pastinya kami belum cek lagi,” imbuhnya.
Pihak sekolah menyebut, menu nasi rawon yang disajikan pada Selasa lalu menjadi dugaan awal penyebab kasus ini.
“Hari Selasa kemarin menu nasi rawon makan MBG itu di menu hari Selasa, terus gejalanya baru muncul di malamnya,” tambahnya.
Gejala mulai terdeteksi pada Rabu pagi setelah banyak siswa absen.
“Iya, karena anak-anak banyak yang tidak masuk, kemudian kami tracing tidak masuknya apa, kami data, ternyata keluhannya sama, semuanya diare,” paparnya.
Temuan tersebut diperkuat dengan laporan dari sekolah lain di wilayah yang sama.
“Ternyata yang di sekolah lain juga menunjukkan gejala yang sama, mereka izin ke kamar mandi dan sebagainya,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: