Evakuasi Peluru Mortir Raksasa Perang Dunia II di Sleman Berhasil, Lokasi Strategis Jadi Kunci Keselamatan

Evakuasi Peluru Mortir Raksasa Perang Dunia II di Sleman Berhasil, Lokasi Strategis Jadi Kunci Keselamatan

Proses disposal peluru mortir raksasa peninggalan Perang Dunia II di Sleman yang dilakukan di lokasi aman jauh dari pemukiman warga.--Foto: IST/Humas Polres

SLEMAN, diswayjogja.id - Peluru mortir raksasa yang ditemukan warga di Dusun Tanjung, Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, akhirnya berhasil didisposal dengan prosedur keamanan yang sangat ketat. 

Proses pemusnahan peluru mortir itu dilakukan di bawah bukit di Dusun Besalen, Kapanewon Cangkringan, pada Senin (11/8/2025) sore, dan dilanjutkan pada Selasa (12/8/2025) pagi di lokasi yang sama.

Peluru mortir raksasa ini merupakan sisa peninggalan Perang Dunia II yang masih berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. 

Karena itu, pemerintah bersama aparat kepolisian dan instansi terkait melakukan koordinasi intensif agar proses disposal berjalan lancar dan aman bagi warga sekitar.

BACA JUGA : Peluru Mortir Raksasa Sleman Gagal Meledak Meski Diledakkan Empat Kali, Proses Dilanjutkan Besok

BACA JUGA : Gali Taman di Sleman, Tukang Bangunan Temukan Peluru Mortir Seberat 500 Kilogram

Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi disposal sudah melalui kajian dan pertimbangan yang sangat matang. 

Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat di sekitar lokasi dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Lokasi ini kami pilih karena memenuhi kriteria standar safety yang ketat, antara lain jarak aman dari pemukiman penduduk, berada di bawah 30 meter dari permukaan tanah di aliran anak Sungai Gendol, serta tanahnya yang berbukit dan berpasir batuan yang mampu meredam efek ledakan," katanya kepada awak media, Selasa (17/8/2025) pagi. 

Edy menambahkan, lokasi tersebut memang berada di tanah produktif milik warga, namun posisinya di atas aliran sungai menjadikan tempat itu lebih aman untuk proses disposal. 

"Kontur tanah yang berbukit dan pasir berbatuan ini dapat meredam efek fragmentasi atau serpihan akibat ledakan, serta menekan tekanan berlebih dan panas yang mungkin muncul saat disposal berlangsung," ucapnya dengan tegas.

Pemilihan lokasi yang ideal tersebut tidak dilakukan secara sembarangan. 

Selain pertimbangan teknis, pihak kepolisian dan pemerintah daerah juga mengedepankan aspek keamanan dan kenyamanan masyarakat. 

Pelaksana disposal menyampaikan bahwa sistem pengamanan dan penanganan pasca disposal sudah didiskusikan dan direncanakan dengan matang bersama instansi pemerintah terkait, seperti dinas terkait, kecamatan, dan pemerintah desa setempat. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: