Punya 102 Juta Data Sampel, BPJS Ajak Mahasiswa Magang untuk Kebijakan Berbasis Bukti Ilmiah

Punya 102 Juta Data Sampel, BPJS Ajak Mahasiswa Magang untuk Kebijakan Berbasis Bukti Ilmiah

Direktur Utama BPJS Kesehatan RI, Ali Ghufron Mukti, ditemui di UMY, Senin (28/4/2025), menuturkan pihaknya memiliki data untuk dijadikan merdeka belakar atau magang agar bisa dianalisis untuk kebijakan.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

BANTUL, diswayjogja.id - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan RI, Ali Ghufron Mukti, menuturkan pihaknya memiliki data untuk dijadikan merdeka belajar atau magang agar bisa dianalisis untuk kebijakan.

"BPJS itu punya data luar biasa besar yang bisa dijadikan untuk merdeka belajar atau magang, negara lain saja ingin magang di BJPS. Nanti, kita berikan kesempatan, kita punya 102 juta data sampel yang bisa dipakai untuk analisis efidendence base false. Jadi, kebijakan yang berbasis pada bukti-bukti ilmiah," ujarnya ditemui di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (28/4/2025).

Untuk itu, Ghufron meminta perguruan tinggi untuk memberikan fasilitas seperti farm warking space dan memberikan tempat laboratorium untuk orang bisa berwirausaha dengan baik.

Ghufron juga meminta kampus untuk membuat jaringan-jaringan permodalan kewirausahaan untuk para mahasiswa.

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta dan BPJS Kesehatan Kerja Sama Ciptakan Ekosistem Kesehatan Berkualitas

BACA JUGA : 360 Atlet Sepeda Dapat Perlindungan Risiko Kecelakaan dan Kematian dari BPJS Naker

"Konektivitas dengan calon-calon orang atau SDM untuk kemudian networking dengan wirausahawan-wirausahawan, dan kita lihat 60 persen Lulusan UMY itu ke wirausahawan baik nasional maupun internasional," katanya.

Berkaitan dengan penghapusan kelas BPJS, Ghufron mengatakan pihaknya tengah melakukan pembicaraan hal tersebut, di mana dia tak bisa merinci lebih jauh.

"Mengenai kelas ini, sekarang kan sedang dibicarakan dan BPJS bukan sebagai leader dalam hal ini, sehingga saya enggak berani menjawab secara rinci karena bukan BPJS. Tapi, intinya kalo BPJS berharap kualitasnya itu bisa bagus aksesnya bisa bagus," terangnya.

BPJS Kesehatan menerapkan afirmasi mutu melalui tiga parameter diantaranya pertama yaitu kemudahan hanya dengan KTP, seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses klaim BPJS Kesehatan itu. 

BACA JUGA : Milad ke-44 UMY, Komitmen Penggerak Inovasi dan Kewirausahaan Berbasis Nilai Keislaman

BACA JUGA : UMY Gandeng Ratusan Guru BK se-DIY, Siap Berkomitmen Membina Generasi Muda

"Dengan KTP saja seluruh indonesia bisa, bahkan antre di rumah sakit cukup dari rumah, pakai HP saja bisa. Ngapain ngantri lama-lama di rumah sakit," tuturnya.

Kedua yakni cepat, di mana pelayanan paling lama 2,5 jam menunggu atau kurang lebih dari, sementara sebelumnya bisa mencapai 5 - 6 jam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait