UNU Yogyakarta Siapkan Pusat Riset dan Pengembangan Talenta Urban Mining
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama GEM (Green Eco Manufacture) Tiongkok, bekerja sama menyiapkan pusat riset dan pengembangan talenta urban mining di kampus UNU Jogja, melalui pendirian Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Yogyakarta. --dok. UNU Jogja
"Fakultas ini nantinya bukan hanya menjadi lembaga pendidikan, melainkan juga sebagai pusat riset dan kajian yang menghasilkan produk-produk kebijakan," jelasnya.
Dalam workshop ini sejumlah pimpinan dan peneliti GEM hadir di kampus UNU Jogja, yakni Xu Peng Yun, Wang Yaning, dan Su Tao Gui.
BACA JUGA : UNY Gelar The 2025 Global Partnership Forum, Bahas Transformasi Sistem Pendidikan Tinggi
BACA JUGA : Pengukuhan Guru Besar UGM Siti Murtiningsih, Ungkap Kerangka Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan
Setelah lokakarya ini, tahapan pendirian Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Jogja akan dilanjutkan tahap berikutnya yaitu penyiapan dokumen akademik hingga pembangunan gedung baru yang dilengkapi laboratorium modern sert penyelenggaraan "Indonesia Metallurgy Submit" di akhir tahun ini.
"Peluncuran Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Yogyakarta ditargetkan pada Juli 2026. Ke depan, Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Yogyakarta diharapkan dapat menjadi pusat riset dan pengembangan talenta urban mining di kawasan Asia Pasifik," pungkasnya.
Diketahui, aktivitas urban mining merupakan proses ekstraksi dan pemanfaatan kembali material berharga dari limbah elektronik dan kendaraan, dapat menjadi pilihan di tengah gencarnya program hilirisasi sekaligus besarnya komitmen pada pembangunan berkelanjutan.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan urban mining mengingat produksi limbah elektronik kita sangat tinggi.
BACA JUGA : UMY Gandeng Ratusan Guru BK se-DIY, Siap Berkomitmen Membina Generasi Muda
BACA JUGA : Lazismu UMY Salurkan Beasiswa Sang Surya Sebanyak Rp647 Juta untuk Ratusan Mahasiswa di Indonesia
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) menyebut sampah elektronik (e-waste) kita mencapai sekitar 2,1 juta ton pada 2023 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Namun saat ini belum ada lembaga riset dan pendidikan juga institusi pengembangan sumber daya manusia yang menaruh perhatian besar pada urban mining.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: