Awan Panas Guguran 131 Detik di Merapi, Hujan di Lereng Selatan Makin Intens

Senin 08-12-2025,17:51 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya awan panas guguran pada Senin (8/12/2025) sore dengan durasi lebih dari dua menit.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengungkapkan bahwa awan panas terjadi pukul 15.48 WIB dengan estimasi jarak luncur 1.500 meter, amplitudo maksimum 13 mm, dan durasi 131,5 detik. 

Guguran mengarah ke sektor barat daya, tepatnya ke hulu Kali Boyong, sementara angin bertiup ke arah timur.

“Hari ini pukul 15.48 WIB terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter ke arah barat daya. Durasi tercatat 131,5 detik,” jelas Agus dalam keterangan resminya. 

BACA JUGA : BPPTKG: Suplai Magma Masih Berlangsung, Risiko Awan Panas Merapi Tinggi

BACA JUGA : Merapi Luncurkan Awan Panas 1 Km, BPPTKG: Waspadai Lahar Saat Hujan di Puncak

BPPTKG juga melaporkan hujan yang terjadi hampir bersamaan di beberapa sektor Gunung Merapi, kondisi ini meningkatkan potensi bahaya lahar di sungai-sungai berhulu Merapi.

Lereng Selatan Merapi dilaporkan hujan mulai pukul 16.25 WIB, curah hujan 4 mm, durasi 14 menit, intensitas 25 mm/jam. Puncak Merapi terjadi hujan sejak 14.37 WIB, curah hujan 2 mm, durasi 17 menit, intensitas 14 mm/jam.

Sementara Lereng Barat (Pos Babadan) terjadi hujan mulai 14.23 WIB, curah hujan 16 mm, durasi 48 menit, intensitas 20,24 mm/jam. Hujan masih berlangsung saat laporan dirilis pada pukul 16.40 WIB.

BPPTKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap ancaman lahar hujan dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

BACA JUGA : Merapi Status Siaga, 5 Kali Awan Panas Tercatat Sepekan Terakhir

BACA JUGA : Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Pagi Ini, Jarak Luncur Capai 1,5 Km

“Masyarakat diminta menjauhi daerah potensi bahaya serta mematuhi seluruh rekomendasi yang telah ditetapkan,” imbuhnya. 

BPPTKG menegaskan bahwa kawasan rawan bencana Merapi harus tetap steril dari aktivitas warga. Potensi lahar meningkat ketika curah hujan muncul setelah terjadinya guguran dan material vulkanik menumpuk di hulu sungai.

“Waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Merapi,” pungkasnya. 

Kategori :