Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2025 Resmi Ditutup, Berbagai Seni Pertunjukan Ditampilkan

Kamis 13-02-2025,18:21 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) resmi ditutup pada Rabu (12/2/2025).

Ribuan pengunjung mulai memadati kawasan Ketandan sejak sore hari. Tampak sebagian pengunjung merupakan keturunan Tionghoa.

Namun, tak sedikit pula warga Jogja dan wisatawan yang antusias dan membaur merayakan perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

Semakin malam, kawasan ini semakin ramai. Bahkan pengunjung berebut untuk bisa masuk ke kawasan panggung utama.

BACA JUGA : Berlangsung Meriah, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2025 Resmi Dibuka Oleh Sri Sultan HB X

BACA JUGA : Disbud DIY Gelar Pekan Budaya Difabel 2024, Ajang Pentas Sekaligus Sarana Edukasi Bagi Masyarakat

Penutupan PBTY ditandai dengan berbagai penampilan seni pertunjukan. Diawali dengan penampilan sejumlah penyanyi yang menyanyikan berbagai lagu berbahasa Mandarin.

Lalu, ada juga penari dari kelompok seni Hoo Hap Hwee yang berlenggak-lenggok membawakan modern dance Jiu Tian Lan Yue.

Ada pula pertunjukan opera oleh penari solo yang membawakan tarian 1.000 wajah. Setidaknya ada 14 paguyuban yang turut serta memeriahkan gelaran ini.

Di pengunjung acara, naga liong dan 40 barongsai tampil bersama. Naga liong dan berongsai itu naik panggung, hingga menyapa langsung pengunjung yang hadir di PBTY 2025. Tak sedikit penonton yang juga memberikan angpao.

BACA JUGA : Suguhkan Akulturasi Seni Budaya Indonesia, PBTY 2025 Kembali Hadir di Kampung Ketandan, Catat Tanggalnya

BACA JUGA : Wisatawan Asal Denmark Kagum Pertunjukan Barongsai Meriahkan Imlek di Stasiun Yogyakarta

Barongsai yang tampil malam itu bukanlah barongsai biasa. Sebab, barongsai yang tampil merupakan anggota Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) yang juga sempat memenangi kompetisi PON beberapa waktu lalu.

Gelaran PBTY diinisiasi oleh Jogja Chineese Art and Culture Center (JCACC). Ketua JCACC, Tandean Harry Setio, mengatakan PBTY menjadi wadah meleburnya berbagai macam latar belakang manusia, mulai dari etnis, budaya, agama, hingga usia.

Dari aspek etnis misalnya, PBTY mencoba menghadirkan stan kuliner dari India di tengah keberadaan stan kuliner khas Tionghoa, Indonesia, ataupun khas Jogja.

Kategori :