Namun, sebelum dilakukan perbaikan darurat tersebut, BBWS Serayu Opak akan meminta izin tanggap darurat ke Bupati Bantul. Tujuannya agar penanganan darurat bisa dilakukan dengan cepat dan terlaksana dengan baik.
"Ini, kita sedang mencari peratalannya juga (peralatan untuk perbaikan)," ujar Dody.
BACA JUGA : Menang Tipis, PSIM Jogja Sukses Bawa Pulang 3 Poin dari Markas PSPS Pekanbaru
BACA JUGA : Takluk Lawan 10 Pemain, PSS Sleman Gagal Amankan Poin di Stadion Sultan Agung Bantul
Pembangunan Akan Dilakukan Secepat Mungkin
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan, pembangunan itu akan dilakukan secepat mungkin oleh kementerian. Pasalnya, itu menyangkut perlindungan terhadap banyak hal.
"Kita punya Jembatan Srandakan dan Jembatan Pandansimo yang harus dilindungi. Lalu, kita punya ribuan lahan hektare yang akan mendapatkan dampak dari ambrolnya groundsill ini. Maka, segera harus diperbaiki," tuturnya.
Adapun penyebab jebolnya dam aliran air Sungai Progo Srandakan tersebut ada dua hal.
Pertama yakni adanya peningkatan debit air, dikarenakan hujan yang terus menerus terjadi. Kedua yakni pentingnya pengendalian penambangan di hulu dan hilir.
"Penambangan itu punya dampak terhadap posisi groundsill atau kekuatan groundsill ini, sehingga tadi disampaikan perlunya pelarangan penambangan di area Srandakan sampai ke hilir Muara laut kita," jelasnya.
Halim turut membocorkan bahwa penambangan yang menggunakan mesin akan dilarang.
Dengan begitu, tidak akan ada penerbitan izin penambangan menggunakan mesin di sepanjang kawasan Sungai Progo.
"Tetapi, untuk penambangan rakyat dengan skala yang bisa dipahami atau dimaklumi maka akan diperbolehkan asal tidak menggunakan mesin sedot yang kecepatannya itu sangat berpengaruh terhadap terjadinya abrasi dan sebagainya. Ini akan diterbitkan oleh kementerian dari hasil pembicaraan dengan pak Dody," tutup dia.