Bahhkan, sekarang muncul surjan ontrokusuma yang terbuat dari kain sutra bermotif hiasan berbagai macam bunga. Ketika menggunakan surjan, biasanya juga dipadukan dengan jarik dan blangkon.
3. Pinjung
Pinjung adalah pakaian adat Yogyakarta yang umum dikenakan oleh Abdi Dalem keraton Kasultanan Yogyakarta.
Pinjung adalah kain yang digunakan sebagai penutup sampai ke dada dan biasanya kain pinjungan dilengkapi dengan kemben atau kain penutup dada.
Di masa sekarang, pinjung sudah dikenakan oleh hampir semua kalangan perempuan Yogyakarta, dilengkapi dengan selendang, perhiasan dan alas kaki.
BACA JUGA : Pasar Legi Kotagede: Pasar Tradisional Tertua Yogyakarta dan Ramai dengan Dagangan Beragam
BACA JUGA : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Perguruan Tinggi Berbasis Islam yang Punya Banyak Jurusan Menarik
4. Busana Pranakan
Pakaian adat Yogyakarta selanjutnya adalah busana pranakan yang merupakan pakaian dinas harian yang dikenakan para Abdi Dalem jaler atau pria.
Bahan yang digunakan untuk membuat baju pranakan berupa kain lurik berwarna biru tua dan hitam, dengan kombinasi corak garis berjumlah 3-4 atau disebut telupat (telu-papat).
Pranakan memiliki potongan bagian depan yang berhenti di ulu hati, serta belahan di bagian lengan yang mempermudah saat akan wudhu.
Selain itu, ada juga 6 kancing di leher depan yang dikaitkan dengan keenam rukun iman dan 5 kancing di setiap ujung lengan yang dikaitkankan dengan kelima rukun Islam.
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Ingatkan MPP Dan Lurah Untuk Tingkatkan Kewaspadaan Dini Terkait Gangguan Kamtibmas
BACA JUGA : Rebranding Yogyakarta Sebagai City of Festival Diharapkan Bisa Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan
5. Janggan Hitam
Selanjutnya ada Janggan Hitam, yang merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh Abdi Dalem estri (perempuan) dalam menjalankan tugas di Kraton Yogyakarta.