JOGJA DISWAY - Minangkabau terkenal dengan beragam hidangan lezat yang memukau lidah. Kuliner khas Minang seringkali dikenal karena cita rasanya yang kaya akan rempah-rempah. Tapi tidak hanya itu, di Minangkabau juga terdapat berbagai makanan tradisional yang memiliki cita rasa cocok untuk menu berbuka puasa.
Berikut rekomendasi menu berbuka puasa dengan cita rasa khas minang:
1. Sarabi KuahSarabi kuah menjadi favorit banyak orang untuk menu berbuka puasa di Medan selama bulan Ramadan. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut namun kenyal membuatnya diminati banyak orang.
Sarabi kuah terbuat dari campuran tepung beras, tepung terigu, garam, gula, vanili, pengembang, santan, dan air. Pertama-tama, air santan dan daun pandan didihkan.
BACA JUGA : 5 Resep Menu Berbuka Puasa Ala Rumahan! Praktis dan Mudah Dibuat!
Selanjutnya, semua bahan dicampur dengan air santan hingga membentuk adonan yang konsisten. Adonan sarabi dimasak menggunakan cetakan dan ditutup.
Untuk kuahnya, santan dan gula saka dimasak hingga mendidih. Sarabi yang dijual umumnya memiliki dua variasi warna, yaitu putih dan hijau.
Rasanya yang asli hampir mirip dengan serabi Bandung. Adonan tepung beras yang gurih, santan, dan manis dari gula aren menciptakan rasa yang istimewa.
Sarabi kuah khas Minang ini tersedia dengan harga mulai dari Rp5.000 saja.
2. Aia AkaAia Aka adalah salah satu minuman khas Padang yang terbuat dari cincau. Minuman ini memiliki tekstur mirip agar-agar atau cendol, kenyal dan lembut saat disantap.
Cincau hijau yang digunakan berasal dari olahan daun cincau secara tradisional.
Meskipun merupakan menu buka puasa khas Minang, tampilan aia aka terlihat berbeda dari cincau biasa yang berwarna hitam. Biasanya, minuman ini disajikan dengan tambahan air jeruk nipis dan santan kental manis.
BACA JUGA : Lezat dan Terjangkau? Ini Dia 7 Rekomendasi Tempat Makan Untuk Berbuka Puasa di Semarang!
3. Bubur KampiunBubur Kampiun adalah salah satu hidangan khas dari wilayah Minangkabau Daratan (Darek), khususnya daerah Bukittinggi.
Hidangan ini terdiri dari campuran beberapa komponen yang bersatu, menciptakan rasa manis dan lembut yang khas.
Bubur Kampiun biasanya terdiri dari campuran bahan-bahan seperti ketan putih yang telah dikukus, bubur putih atau bubur sumsum, ketan hitam, kolak pisang/ubi, bubur kacang hijau atau kacang padi, dan bubur conde atau candil.
Beberapa variasi bubur Kampiun mungkin memiliki campuran yang berbeda-beda di daerah-daerah tertentu. Misalnya, lupis ketan putih bisa menjadi pengganti nasi ketan atau bubur delima sebagai alternatif untuk bubur conde.
Rasa manis yang khas dari bubur Kampiun membuatnya disukai oleh berbagai kalangan, bukan hanya orang Minangkabau.
4. Cindua LangkokCindua Langkok, berasal dari bahasa Minang yang berarti "Cendol Lengkap", menonjol dengan isian yang lebih bervariasi dan lengkap dibandingkan cendol biasa.
Berbeda dari cendol biasanya, cendol khas Minang ini memiliki isian lebih lengkap dan beragam seperti namanya.
BACA JUGA : Rekomendasi Takjil Bulan Puasa Favorit Masyarakat Lezat dan Murah
Tidak hanya itu, cendolnya pun memiliki dua warna, yaitu hijau seperti cendol es dawet dan merah. Cendol merah dalam cindua langkok terbuat dari tepung sagu aren dan tepung beras.
Diberi pewarna makanan yang berasal dari getah gambir sehingga berwarna merah. Selain cendol, menu buka puasa khas Minang juga berisi ampiang atau beras pulut, gula aren cair, santan, serta lopis dan durian.
Sebagai pelengkap, cindua langkok disajikan dengan es serut di atasnya, yang cocok sebagai pelepas dahaga setelah berpuasa. Ketika disantap, rasa manis dan gurih dari berbagai isian di dalam semangkuk cindua langkok dapat dinikmati.
5. Lamang TapaiLamang tapai merupakan salah satu hidangan buka puasa yang menjadi favorit di ranah Minangkabau, selalu ramai dicari oleh para pembeli.
Kuliner khas Minang ini terkenal dengan rasa manisnya yang lezat dan sedikit keasaman yang menyegarkan.
Lamang tapai terbuat dari ketan putih yang dimasak bersama santan, kemudian dibungkus dalam ruas bambu dan dilapisi dengan daun pisang. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
Lamang atau lemang adalah beras ketan yang dimasak bersama santan, yang kemudian dibungkus dengan bambu muda. Meskipun bahan-bahannya relatif mudah didapat, namun proses memasak lamang membutuhkan waktu yang cukup lama, begitu pula dengan tapai.
Setelah campuran beras ketan dan santan dimasukkan ke dalam bambu, kemudian dibakar di atas bara api. Bagian bambu harus dijaga agar tidak terbakar.
Sementara untuk membuat tapai, menggunakan bahan dasar beras ketan hitam yang difermentasi dengan ragi. Proses pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan merebus ketan hitam menggunakan air secukupnya, kemudian dikukus hingga lembut, baru kemudian ragi ditambahkan.
Kemudian, ketan hitam yang sudah dimasak tersebut disimpan dalam wadah tertutup rapat, dan diamkan selama minimal 2 hari.
BACA JUGA : Seru Asyik! Rekomendasi 6 Tempat Ngabuburit di Malang, Bisa Berwisata Sejarah dan Berburu Kuliner Khas Enak
Itulah beberapa rekomendasi menu berbuka puasa khas minang yang memiliki cita rasa yang lezat, cocok dijadikan sebagai menu berbuka (*)