Turunkan Stunting, Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting Jadi Andalan Pemprov DIY

Sabtu 28-10-2023,09:00 WIB
Reporter : Admin Disway Jogja
Editor : M. Fatkhurohman

DISWAYJOGJA – Sebagai upaya menurunkan angka stunting, Pemprov DIY memiliki inovasi yang menjadi andalan. Yakni Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting (Ayo Tunda Usia Menikah Semangat Gotong Royong Cegah Stunting).

BACA JUGA:Dihadiri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Garrya Bianti Yogyakarta Resmi Dibuka

Menrut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, inovasi Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting menjadi salah satu inovasi penurunan stunting yang efektif. Sebab, mampu memetakan risiko terhadap ibu hamil dan bayi dengan baik.

”Progam ini telah disosialisasikan kepada 392 Lurah kabupaten se-DIY. Selain itu dilakukan penguatan Kegiatan Penanganan Stunting. Progma ini adalah salah satu prioritas penting dari Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2023, tentang Pelaksanaan Reformasi Kalurahan,” ungkapnya.

BACA JUGA:Kepala BKKBN Ajak Keluarga Cegah Stunting Melalui Refocusing Keuangan Rumah Tangga

Sri Sultan  menjelaskan, penanganan  stunting merupakan bagian dari Reformasi Pemberdayaan Masyarakat di kalurahan. Dimana dilandaskan pada prinsip inklusi sosial,  no one left behind, boten wonten ingkang dipunlirwaaken sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).

”Saya harapkan OPD, Kabupaten/ Kota, Kalurahan, Kampus, stakeholder beserta masyarakat dapat mendukung upaya penurunan stunting sesuai perannya masing-masing,” ujar Sri Sultan.

Sementara itu, Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto mengungkapkan, laju penurunan stunting di DIY sudah sangat baik. Tavip mengatakan, saat ini pihaknya sedang menanti hasil SKI atau Survei Kesehatan Indonesia untuk mengetahui bagaimana perkembangan DIY pada 2023 ini.

”Kami yang ada di pemerintah pusat menaruh harapan DIY bisa mensubsidi daerah lain. Karena untuk provinsi-provinsi lain, khususnya di Indonesia timur ini kan angkanya  (stunting) masih sangat tinggi. Sekarang kami menetapkan namanya 12 wilayah prioritas penurunan angka  stunting, dan DIY tidak masuk ke 12 wilayah itu,” jelas Tavip.

Sementara itu, Direktur Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FKKMK UGM Andreasta Meliala menyebutkan, dari sumber daya di DIY, termasuk kondisi geografis, kontribusi DIY pada penurunan angka  stunting nasional sangat memungkinkan. Banyak aktor yang bisa dilibatkan. Apalagi progam ini didukung sistem kesehatan DIY yang sudah bergerak sejak lama.

”Kita diperkuat dua sisi yang pertama adalah yang menerima benefit atau mereka yang berisiko untuk terkena stunting dan dari sisi pelayanannya. Dua-duanya ini perlu diperhatikan karena melihat kondisi DIY ini sangat memungkinkan, untuk ke bagian yang mikro karena data sudah ada kemudian sistem kita juga sudah berjalan,” tutup Andreasta.

Sebelumnya, pada periode 2018-2022, angka stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menurun dari 21,46 persen menjadi 16,4 persen. Karena itu, Pemprov DIY optimis target RPJMN 2020-2024 diangka 14 persen akan tercapai. (*)

Kategori :