33 Pelajar Sleman Keracunan MBG, Dinas Kesehatan Perketat Pengawasan Makanan Sekolah
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dr. Cahya Purnama, saat memberikan keterangan pers terkait kasus keracunan MBG di Setda Sleman, Rabu (29/10/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat peningkatan kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa pelajar di sejumlah sekolah di Sleman. Hingga Senin (27/10/2025), jumlah korban tercatat mencapai 33 orang.
“Untuk warga Mandiri, tercatat 120 orang. Dari jumlah itu, 18 melakukan rawat jalan di RSU Sakina Idaman Sleman, dan 1 orang harus menjalani perawatan inap di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM,” kata dr. Cahya Purnama, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, saat dijumpai di Setda Sleman, Rabu (29/10/2025).
“Dari sekolah, ada 14 orang mengalami keracunan makanan. Mereka berasal dari SMP Negeri 2 Mlati, MAN 3 Mlati, dan SD Jombor,” tambahnya.
Makanan yang dicurigai menjadi pemicu kasus keracunan terdiri dari tahu balado, opor ayam, nasi, acar wortel, dan anggur.
Sampel makanan telah diambil dan saat ini dalam proses pengujian laboratorium.
“Hasil pengujian biasanya keluar dalam satu minggu hingga 10 hari. Sampel dibiarkan dulu untuk melihat bakteri apa yang berkembang,” lanjutnya.
BACA JUGA : Ratusan Siswa SD hingga MAN di Sleman Alami Gejala Keracunan Usai Diduga Konsumsi MBG
BACA JUGA : DPRD Kota Yogyakarta Soroti Manajemen Dapur Program MBG Pasca Kasus Keracunan di SMAN 1 Yogyakarta
Pengujian laboratorium berbeda dengan pemeriksaan di dapur oleh nutrisionis atau pihak sekolah yang menggunakan metode organoleptik.
“Mereka menilai aman atau tidaknya makanan dengan panca indera, melihat apakah ada lendir, diraba untuk memastikan aman, dan dicicipi untuk memastikan tidak basi,” imbuhnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan prosedur penyimpanan makanan.
“Kebersihan dan penyimpanan makanan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa,” sebutnya.
Dengan meningkatnya kasus keracunan, pihak Dinas Kesehatan berencana meningkatkan sosialisasi keamanan pangan di masyarakat dan melakukan pengawasan lebih ketat di sekolah-sekolah. Langkah ini diharapkan dapat menekan risiko keracunan di masa mendatang.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk selalu memeriksa kondisi makanan sebelum dikonsumsi dan melaporkan gejala keracunan kepada petugas kesehatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: