Dari Pasar ke Panggung Tradisi: Gunungan Buah Gemah Ripah Bikin Warga Antusias

SLEMAN, diswayjogja.id — Pagi itu, aroma nanas, salak, dan pepaya menyatu dengan riuh suasana upacara Saparan Bekakak di Lapangan Ambarketawang, Gamping, Kabupaten Sleman. 

Di sudut lapangan tumpukan buah hasil karya Koperasi Gemah Ripah mengundang perhatian, sekelompok pedagang terlihat antusias mengiringnya . 

Tumpukan buah itu terlihat sangat megah dengan tempelan nanas di puncak, mahkota kemakmuran yang menjadi ciri khas Saparan Ambarketawang 2025.

Bagi Denny, Ketua Koperasi Pasar Buah Gemah Ripah, gunungan ini bukan sekadar bagian dari kirab tahunan. 

BACA JUGA : Sering Diabaikan, ternyata Buah Mengkudu Punya Segudang Manfaat Kesehatan Untuk Tubuh

BACA JUGA : Rekomendasi Parfum Wangi Aroma Buah Cocok Untuk Segala Aktivitas

“Ini wujud partisipasi kami untuk mengikuti tradisi Saparan Ambarketawang. Kami sudah rutin ikut setiap tahun. Tema kali ini Indonesia Maju, tapi semangatnya tetap sama: memakmurkan pedagang dan membuat pasar semakin ramai,” katanya, Sabtu (9/8/2025).

Gunungan tersebut disusun dari buah-buahan lokal hasil kebun dan dagangan anggota koperasi. 

“Nanas itu maknanya kemakmuran, dan mahkotanya berada paling atas. Selain nanas, ada banyak macam buah yang menunjukkan keberagaman. Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman itu bisa bersatu,” ujarnya.

Lebih dari sekadar simbol, gunungan buah ini adalah kerja gotong royong. Pedagang saling menyumbang buah terbaik dari lapak mereka. 

“Semua buah yang kami susun berasal dari pedagang anggota pasar. Setelah diarak, buah-buahan ini dibagikan ke masyarakat,” jelasnya.

Denny mengakui, setiap tahun jumlah buah yang digunakan bervariasi, tergantung musim dan ketersediaan di pasar. Namun yang pasti, semuanya adalah gabungan hasil dagangan anggota. 

BACA JUGA : Mahasiswi UMY Ciptakan Inovasi Makanan Sehat Praktis Berbasis Buah dan Sayur

BACA JUGA : Rekomendasi Kuliner; Cokelat Monggo Cocok untuk Buah Tangan Ikonik Jogja

Sumber: