Sleman Siaga Musim Hujan, 3.700 Relawan Disiapkan Lewat Program Kalurahan Tangguh Bencana

Sleman Siaga Musim Hujan,  3.700 Relawan Disiapkan Lewat Program Kalurahan Tangguh Bencana

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Raden Haris Martapa, saat memberikan keterangan pers tentang kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di Ruang Rapat Sembada Setkab Pemkab Sleman, Kamis (16/10/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Kabupaten Sleman mulai menyiapkan langkah konkret menghadapi musim hujan yang diprediksi berlangsung sejak akhir Oktober. 

Melalui program Kalurahan Tangguh Bencana (KalTana), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman memastikan setiap kalurahan memiliki sistem siaga dan koordinasi relawan yang terstandar.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Raden Haris Martapa, mengatakan bahwa program KalTana menjadi strategi utama dalam menghadapi potensi bencana seperti tanah longsor, angin kencang, dan banjir. 

“Kami di BPBD Sleman bersama seluruh kalurahan sudah membentuk yang namanya Kalurahan Tangguh Bencana,” katanya dalam Jumpa Pers bertema Keluarga Kuat, Generasi Sehat, dan Pemerintahan Tangguh di Ruang Rapat Sembada Setkab Pemkab Sleman, Kamis (16/10/2025).

Menurutnya, saat ini seluruh kalurahan di Kabupaten Sleman telah memiliki standar kesiapsiagaan bencana. 

“Di masing-masing kalurahan juga sudah ada unit pelaksana penanggulangan bencana, dan di dalamnya sudah terbangun komunikasi dengan para relawan,” ujarnya.

BACA JUGA : Raperda Penanggulangan Bencana Direvisi, DPRD DIY Tekankan Perlindungan Pasca Pandemi

BACA JUGA : Jampiklim Desak Cabut UU Perusak Alam dan Hentikan Tambang di Kawasan Rawan Bencana

Jumlah relawan yang terdaftar dalam sistem BPBD Sleman tercatat mencapai 3.700 orang. Namun, Haris mengakui bahwa masih ada sejumlah relawan yang aktif di lapangan tanpa terdaftar secara resmi. 

“Kami sedang menyiapkan proses standarisasi agar relawan yang belum terdaftar bisa segera diakomodasi,” jelasnya.

Ia menegaskan, program KalTana diharapkan tidak hanya berhenti pada tahap pembentukan struktur, tetapi juga berlanjut pada pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat. 

“Harapan kami, kegiatan dalam program KalTana bisa berjalan dari tahap mitigasi, sosialisasi, hingga kesiapsiagaan darurat di tingkat kalurahan,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa penguatan SPAB merupakan bagian dari strategi pencegahan bencana di tingkat akar rumput. 

“Semua ini dilakukan dalam rangka mengurangi risiko bencana,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: