Langkah Pengendalian Inflasi, Pemkot Yogyakarta Komitmen Jaga Kestabilan Harga dan Pasokan Barang Jelang HBKN

Langkah Pengendalian Inflasi, Pemkot Yogyakarta Komitmen Jaga Kestabilan Harga dan Pasokan Barang Jelang HBKN

Pemkot Yogyakarta komitmen jaga kestabilan harga dan pasokan barang menjelang HBKN-Foto by warta.jogjakota.go.id-

Kepala BPS Kota Yogyakarta, Mainil Asni mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun terakhir (2022-2024), inflasi cenderung meningkat menjelang bulan puasa dan Idul Fitri. Tren ini menunjukkan bahwa periode tersebut menjadi momen kritis dalam pengendalian harga di pasar.

“Kenaikan harga menjelang Lebaran selalu terjadi setiap tahun. Pada 2022, inflasi tertinggi terjadi pada bulan April karena Lebaran jatuh di bulan Mei. Pola serupa juga terlihat pada 2023 dan 2024,” tambah Mainil.

BACA JUGA : Anak Perempuan 14 Tahun di Bantul Jadi Korban TPPO Bermodus Prostitusi Online

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Pastikan Ketersediaan Gas LPG 3 Kg Mencukupi, Masyarakat Diimbau Tidak Panik

Potensi Adanya Lonjakan Harga

Berdasarkan perkiraan, Idul Fitri 2025 kemungkinan jatuh pada awal April atau akhir Maret, sehingga lonjakan harga berpotensi terjadi dalam enam bulan ke depan. 

Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif perlu dipersiapkan sejak dini untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.

“Dengan memahami pola ini, kita bisa mengambil langkah preventif agar dampaknya terhadap masyarakat tidak terlalu besar,” ujarnya.

Menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan stok di pasar-pasar tradisional. 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menegaskan bahwa berbagai langkah strategis telah disiapkan untuk mengendalikan inflasi agar tidak membebani masyarakat.

BACA JUGA : 13 Ribu Lebih Hektare Sawah Akan Panen, DP3 Sleman Pastikan Petani Bisa Nikmati Harga Gabah yang Sesuai

BACA JUGA : Peningkatan Infrastruktur Stadion Mandala Krida, Pemda DIY Upayakan Kerja Sama dengan Pihak Swasta

Inovasi dalam Pengendalian Harga

Menurut Ambar, pihaknya telah mengembangkan berbagai inovasi dalam pengendalian harga sejak 2016, salah satunya melalui program Kios Segoro Amarto yang kemudian berkembang menjadi Warung Mrantasi. 

Kios Segoro Amarto sebagai titik pantauan harga rujukan bahan pangan pokok. Kios ini juga menjadi referensi bagi para pedagang di pasar rakyat. 

Sementara program Warung Mrantasi melibatkan pedagang dalam menjaga stabilitas harga dengan tetap memberikan keuntungan yang wajar.

"Tahun lalu, kami melibatkan 25 pedagang sembako di Pasar Beringharjo. Tahun ini, program akan diperluas ke Pasar Sentul dan Pasar Prawirotaman dengan tambahan 35 pedagang," jelasnya.

Siapkan Dua Agenda Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjakota.go.id