Anak Perempuan 14 Tahun di Bantul Jadi Korban TPPO Bermodus Prostitusi Online

Seorang anak perempuan di Bantul diduga menjadi korban TPPO--iStockphoto
JOGJA, diswayjogja.id - Seorang anak perempuan diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan dipaksa menjadi partner seks bermodus open booking online (BO) atau prostitusi online.
Penasihat hukum korban dari LKBH Pandawa, Febriawan Nurhadi, menyampaikan anak perempuan korban TPPO berinisial F, 14, warga Bantul. Awalnya pada Agustus 2024, korban mengenal pelaku A, 21.
Saat itu, korban ditawari pelaku untuk menjadi penjaga outlet es teh dengan diiming-imingi sejumlah barang dan uang.
Namun, korban justru diajak tinggal bersama pelaku dan pacar pelaku yang berinisial R, 21, di sebuah indekos di Bangunharjo, Sewon.
BACA JUGA : Bantu Pendampingan serta Edukasi Perempuan dan Anak, Pemkot Jogja Akan Tambah Relawan SAPA
BACA JUGA : Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Sleman Alami Penurunan di Tahun 2024, Ini Jumlahnya
“Dia [korban] malah jadi korban eksploitasi secara seksual yang dipasarkan melalui aplikasi daring oleh sepasang kekasih tersebut,” ujar Febriawan, Jumat (14/2/2025). Kejadian tersebut bermula saat korban mengenal pelaku pada Agustus 2024.
Saat itu, korban dan pelaku R sering bepergian bersama. Pelaku A pun sering dibelikan beberapa barang yang diinginkan korban.
Korban diiming-imingi apa saja yang diinginkan bakal dituruti asalkan mau bekerja dengan pelaku A.
Saat itu, pelaku A sempat memaksa korban untuk meminum minuman beralkohol dan pil penenang Yarindo. Setelah itu, korban tidak sadarkan diri.
Kondisi tersebut membuat A memaksa korban untuk menjadi lady companion (LC) atau pemandu lagu karaoke namun korban menolak.
BACA JUGA : Atasi Masalah Mental Anak, Pemkot Yogyakarta Akan Tambah 4 Sekolah Sehat Jiwa
BACA JUGA : Bangun Pondasi Generasi Emas, PP ‘Aisyiyah Dukung Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Pelaku pun kecewa atas penolakan tersebut. Pelaku kemudian meminta korban menyetorkan uang setiap hari untuk membawar biaya sewa indekos pelaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com