Rawat Bumi, Kraton Yogyakarta dan Pemuda Lintas Agama Tanam Pohon Langka di Lereng Gunung Merapi

Rawat Bumi, Kraton Yogyakarta dan Pemuda Lintas Agama Tanam Pohon Langka di Lereng Gunung Merapi

Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Mangkubumi secara simbolis menanam pohon dan menyiram air dalam kegiatan Air untuk Masa Depan Perdaban, di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Senin (20/1/2025).--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

SLEMAN, diswayjogja.id - Untuk merawat lingkungan dalam beberapa tahun ke depan, Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama menanam pohon langka di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Senin (20/1/2025).

Bertajuk Air untuk Masa Depan Peradaban, penanam pohon di lereng Gunung Merapi ini diantaranya pohon sawo kecik, pronojiwo, dan kepel. Sebanyak 100 pohon ditanam di Nawang Jagad yang berjarak kurang dari 6 kilometer dari puncak Gunung Merapi itu.

Lurah Putri Kraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi mengatakan,  ia ingin kembali mengajak anak-anak muda untuk kembali merawat dan menjaga lingkungan alam di sekitarnya.

"Karena dengan alam ini semua keseimbangan baik udara, air, dan tanah itu bisa kita jaga dengan baik. Toh juga untuk kita meningkatkan keberlangsungan sampai 1000 tahun lebih ke depannya," ujarnyi.

BACA JUGA : Penanaman Pohon Peringati Hari Menanam Pohon: Merawat Alam Menyelamatkan Air untuk Kehidupan

BACA JUGA :  KAI Daop 6 Yogyakarta Tanam 60 Batang Pohon di 8 Stasiun, Sukseskan Gerakan Satu Juta Pohon

Menurut putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono X ini, jangan sampai hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, sehingga lingkungan yang rusak bisa dilakukan perbaikan salah satunya dengan penanaman pohon yang bisa berdampak seribu tahun lebih ke depannya.

"Bahwa air di Jogja sudah mulai berkurang karena pasca erupsi 2010, yang sungai-sungai itu tertutup lahar gitu. Kemudian juga Gunung Merapi sendiri yang kondisinya bisa dibilang rusak. Nah, ini juga akan mengganggu stabilitas baik," jelasnyi.

GKR Mangkubumi menilai kerusakan alam yang terjadi di kasawan Gunung Merapi dan sekitarnya disebabkan aktivitas dan pencemaran sehingga berdampak kepada kualitas hidup masyarakat.

"(aktivitas apa?) Ya pertambangan lah ya. Yang memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasirnya Merapi itu sangat luar biasa. Tapi kan bukan berarti berkah dari Tuhan itu atau berkah dari gunung itu untuk diri sendiri," tuturnyi.

BACA JUGA : Yogyakarta Punya 333 Varietas Tanaman Pisang, Terlengkap dan Terawat di Indonesia

BACA JUGA : Gerakan Tanam Padi, Upaya Pemda DIY Tentang Komitmen Keberlanjutan Sektor Pertanian di Yogyakarta

GKR menegaskan, masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi dan Yogyakarta memerlukan air, lingkungan yang sehat, dan memerlukan udara yang baik.

"Ya kita ingin mengajak bersama-sama masyarakat untuk saling menjaga alam. Semakin menjaga bumi ini untuk lebih baik lagi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: