Stunting di DIY 18 Persen, Mendukbangga Wihaji Galakkan Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting

Stunting di DIY 18 Persen, Mendukbangga Wihaji Galakkan Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, menggalakkan program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting, di Bantul, DIY, Kamis (2/1/2024). --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

BANTUL, diswayjogja,id - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, menggalakkan program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), untuk menurunkan angka stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Angka prevalensi stunting di Indonesia 21,5 persen dan di DIY 18 persen. Maka saya keliling ini untuk mengecek keluarga resiko stunting, karena ada hal yang harus kita perbaiki dan kita punya namanya program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting," kata Wihaji disela acara Nikah Bareng Gratis di Kantor Urusan Agama (KUA) Sewon, Bantul, Kamis (2/1/2025).

Wihaji ingin memastikan pasangan pengantin sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dalam pencegahan stunting.

"Ketika ibu hamil dipastikan ada asupan gizi yang cukup, kemudian ketika sudah dalam seribu hari pertama harus dikondisikan baik-baik saja, karena potensi stunting di situ, di seribu hari pertama kelahiran. Itu yang kita camkan pada kesempatan hari ini," jelasnya. 

BACA JUGA : Pemkab Sleman Alokasikan Anggaran Sekitar Rp130 Miliar untuk Penanganan Masalah Stunting Pada 2025

BACA JUGA : Ditargetkan Turun 13 Persen, Pemkab Gunungkidul Naikkan Alokasi Anggaran Penanganan Stunting Hingga Rp3 Miliar

Melalui program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting tersebut, keluarga berencana diwujudkan mulai dari pasangan pengantin yang memasuki usia subur hingga balita, sehingga menjadi generai emas tahun 2045.

"Saya pesan kepada beliau calon pengantin ini, nanti akan baik-baik saja, beliau nanti akan mengalami pasangan usia subur, memastikan nanti bagaimana ketika hamil juga dalam keadaan sehat, asupan gizinya cukup, kemudian juga jaraknya terukur," tutur Wihaji.

Untuk mencapai angka prevalensi tersebut, Wihaji menekankan program orang tua asuh dengan menggandeng berbagai stakeholder untuk bersama-sama menangani stunting. Menurutnya, diperlukan peran berbagai stakeholder untuk mengantisipasi stunting.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Bantul, Ninik Istitarini, mengatakan Pemkab Bantul telah berupaya menurunkan angka stunting di Bantul melalui sosialisasi dan intervensi serentak yang dilakukan bersama. Menurut Ninik, intervensi serentak perlu dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Bantul. 

BACA JUGA : Atasi Stunting Hingga Pemberdayaan Masyarakat, Badan Gizi Nasional Minta DIY Sukseskan Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA : Dinkes Bantul Catat Angka Prevalensi Stunting Alami Peningkatan 0,27 Persen di Agustus 2024

“Kita penguatan pada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terutama yang masuk dalam tim percepatan penurunan stunting. Di tim tersebut sudah berbagi tugas untuk intervensi sensitif atau spesifik,” jelas Ninik.

Berdasarkan data (DP3AP2KB) Bantul, kasus stunting pada anak di angka 7,28 persen per Agustus 2024. Sementara pada Juni 2024, hasil pengukuran di posyandu angka stunting 7 koma sekian tidak terjadi kenaikan signifikan dibandingkan 2023 serta pada Agustus 2024 pengukuran lebih lengkap bersamaan dengan pemberian vitamin A dan angkanya tetap 7,28 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: