Potensi Pariwisata Menarik, Ini Dia Konsep Penataan Dusun Wotawati di Lembah Bengawan Solo Purba
Dusun Wotawati, potensi pariwisata unik dan menarik di Yogyakarta-Foto by Radar Jogja-
BACA JUGA : Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024 Resmi Berakhir, Ini Dia Daftar Pemenangnya
Kawasan Terpadu Wotawati
Tak sekadar letak dan fenomena alam yang unik, Dusun Wotawati pun tengah ditata menjadi kawasan terpadu desa wisata bergaya kolosal ala kerajaan Majapahit dan Mataram.
Hal tersebut menilik potensi yang dimiliki padukuhan berupa landscape tata desa kawasan lembah yang menarik serta mata pencaharian warganya di sektor pertanian yang bisa menjadi daya tarik pariwisata tersendiri.
Lurah Pucung Estu Dwiyono menyampaikan, Padukuhan Wotawati adalah salah satu dari 10 padukuhan yang ada di Kalurahan Pucung, yang lokasinya terpencil di lembah Bengawan Solo Purba sehingga sulit diakses.
Namun dengan keterbatasan tersebut, justru padukuhan yang tertua di Kalurahan Pucung ini memiliki potensi yang bisa diangkat baik di sektor pertanian dan pariwisata.
Potensi Pariwisata yang Berbeda
"Dari sudut pandang yang lain kami melihat potensi pariwisata yang berbeda dari pada tempat lain. Karena padukuhan ini menjadi satu-satunya padukuhan yang ada di Lembah Bengawan Solo Purba. Secara bentang alam dan geografis ini menarik karena diapit perbukitan sehingga paparan sinar matahari cukup minim, bisa jadi hanya terpapar sinar matahari selama 8 jam setiap harinya," kata Estu.
Tak hanya letak geografis, Estu menyatakan hal yang tak kalah menarik dapat ditemukan di Padukuhan Wotawati adalah tata desa yang secara landscape cukup menarik.
BACA JUGA : Upayakan Digitalisasi di Manajemen Karang Taruna, Pemkot Jogja Bersinergi dengan Dinsosnakertrans
BACA JUGA : Aliansi Santri Jalanan Tuntut Presiden Menolak Pengunduran Diri Gus Miftah
Setiap dua hingga empat rumah kanan, kiri, depan, dan belakang memiliki akses jalan penghubung.
Dapat diibaratkan jalan-jalan yang ada di pemukiman Padukuhan Wotawati ini layaknya sebuah labirin berupa gang-gang yang ada di perumahan modern saat ini.
Namun, pada dasarnya itu adalah bagian dari konstruksi para pendahulu di padukuhan tersebut, dimana pemukimannya berada di kawasan lembah.
"Jalan-jalan tersebut sebenarnya adalah jalan air atau saluran drainase yang kemudian dimanfaatkan untuk jalan di Padukuhan Wotawati. Ini menjadi sebuah terobosan atau ide pendahulu guna mencegah banjir di pemukiman yang ada di Padukuhan Wotawati. Melihat kemungkinan potensi tersebut akhirnya kami bersama seluruh pamong dan warga masyarakat sepakat mengangkat Padukuhan Wotawati menjadi desa wisata," ujar Estu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: rri.co.id