Atasi Sampah yang Menggunung, TPST di Sleman Jadi Tombak Utama Pengelolaan

 Atasi Sampah yang Menggunung, TPST di Sleman Jadi Tombak Utama Pengelolaan

TPST di Sleman jadi tombak utama pengelolaan sampah-Foto by Jogjapolitan-

JOGJA, diswayjogja.id -Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk mencapai 1,1 juta jiwa, jumlah tersebut belum ditambah jumlah mahasiswa yang berkisar antara 200 ribu hingga 300 ribu jiwa. 

Dari jumlah penduduk tersebut setidaknya Sleman menghasilkan sampah kurang lebih 600 ton per hari. 

Namun yang menjadi prioritas penanganan sampah di Sleman adalah sampah yang berasal dari daerah urban.

Setidaknya 43 persen wilayah Sleman merupakan kawasan urban yang menghasilkan sampah berkisar 330 ton per hari yang sebelumnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

Dengan volume tersebut, Sleman termasuk produsen penyumbang sampah yang tergolong besar di DIY.

Tepat 1 Mei 2024, TPA Piyungan ditutup permanen dan berlakulah kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah.

BACA JUGA : DPUPKP Sleman Tahun Ini Selesaikan Perbaikan Enam Jembatan yang Alami Kerusakan

BACA JUGA : Pada 2024 Peningkatan Kasus Bunuh Diri di Bantul Cukup Pesat, Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat

Penopang Utama Pengelolaan Sampah

Adanya sistem pengolahan sampah yang dikembalikan ke masing-masing kabupaten/kota membuat Kabupaten Sleman memilih mengoperasikan dua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yaitu TPST Sendangsari, Minggir dan TPST Tamanmartani, Kalasan. Dua TPST tersebut menjadi penopang utama pengelolaan sampah di Sleman saat ini.

Fasilitas untuk menangani sampah secara mandiri dan berkelanjutan tersebut mengolah sampah menjadi bahan bakar Refuse Derived Fuel (RDF). 

RDF itu nantinya akan diolah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara. 

Kehadiran TPST ini berkat kolaborasi antara Pemda DIY melalui suntikan Dana Keistimewaan (Danais) dengan Pemkab Sleman maupun kalurahan setempat.

Sudah Lakukan Studi Banding

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jogjaprov.go.id