Keistimewaan DIY di Antara Dilema Situasi People Pleaser dan Sandwich Generation

Keistimewaan DIY di Antara Dilema Situasi People Pleaser dan Sandwich Generation

Diskusi Keistimewaan DIY di Antara Dilema Situasi People Pleaser dan Sandwich Generation di Studio StarJogja-jogjapolitan.harianjogja.com-

diswayjogja.com - Keistimewaan DIY hadir di antara dilema situasi people pleaser dan sandwich generation. Efeknya apa saja dan bagaimana cara menyikapi dua fenomena tersebut?

Kepala Sub Bidang Perencanaan Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewaan Eri Nurhayati menyampaikan keberadaan Paniradya Kaistimewaan di DIY.

Menurutnya, Paniradya memiliki kewenangan khusus terkait dengan kelembagaan di DIY, terkait tentang tata cara penetapan gubernur dan wakil gubernur, tata ruang, pertanahan dan juga kebudayaannya.

“Peranan Paniradya mulai dari dengan perencanaan dan monitoring serta evaluasi terkait kaistimewaan Yogyakarta. Baik dari segi penganggaran maupun sisi lainnya. Mudah-mudahan Paniradya semakin dikenal dan bersama-sama masyarakat membuat Jogja semakin Istimewa,” katanya mengawali diskusi Keistimewaan DIY Diantara Dilema People Pleaser dan Sandwich Generation dalam Tajuk Harmoni Keluarga Persembahan DP3AP2 DIY di Studio StarJogja, Rabu (23/10/2024).

BACA JUGA : Resmi Ucapkan Sumpah Jabatan, 4 Pimpinan DPRD DIY Emban Kepercayaan Rakyat

BACA JUGA : Komunikasi Efektif Jadi Kunci Keberhasilan Revitalisasi Pasar

Ia menjelaskan soal keistimewaan DIY yang beragam mulai dari tata bahasa, adat istiadat hingga keberadaan Kraton Ngayogyakarta yang menjadi salah satu sumber keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Budi pekerti di Jogja juga berbeda dengan daerah yang lain. Saat ini juga dikembangkan pendidikan karakter khas Jogja. Saat ini sedang dicetak di Dinas Pendidikan DIY. Ini buku panduan yang diharapkan bisa membangun karakter khas Jogja khususnya pelajar Jogja,” katanya.

Eri mengatakan ada tiga karakter pendidikan yang ditekankan di Jogja seperti permisi, maaf dan terimakasih. Ketiga karakter tersebut menjadi karakter dasar yang ditanamkan dan akan dikembangkan lagi.

“Harapannya dengan kekhasan itu nantinya bisa dikembangkan lagi. Di Jogja juga ada sumbu filosofi yang sudah ditetapkan oleh UNESCO dan ini akan menambah khasanah keistimewaan DIY,” katanya.

Analisis Perlindungan Perempuan DP3AP2 DIY, Sri Kumala menuturkan segala bentuk kebudayaan di masyarakat sejatinya mengandung nilai-nilai yang baik. Namun, dalam perjalanannya, terkadang ada budaya yang dijalankan justru menimbulkan salah kaprah.

“Karena mungkin tidak sesuai konteksnya atau disamaratakan, digebyah uyah semua sama, kemudian menimbulkan masalah,” katanya.

BACA JUGA : Dinamika Geopolitik Indo Pasifik, Pengamat UGM Minta Prabowo Subianto Waspada

BACA JUGA : Proses Beautifikasi Rampung, Begini Tampilan Wajah Baru Stasiun Tugu Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harianjogja.com