Begini Kronologi Seorang Pelajar SMA Negeri 1 Kretek Bantul Meninggal Dunia Usai Dikeroyok 11 Orang

Begini Kronologi Seorang Pelajar SMA Negeri 1 Kretek Bantul Meninggal Dunia Usai Dikeroyok 11 Orang

Pelajar SMA tewas akibat dikeroyok-https://radarjambi.co.id-

diswayjogja.com - RSI, seorang remaja SMA di Bantul Yogyakarta yang berusia 16 tahun telah meninggal dunia setelah dikeroyok oleh 11 orang pada hari Minggu (13/10/2024) pagi kisaran pukul 08.30 WIB.

Jenazah ini dari warga Nambangan RT 03, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul ditemukan di lokasi penggergajian kayu punya Karyatno alias Salamon yang berada di Padukuhan Kretek RT 07, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek.

Kakak kandung dari RSI, Novian Ramadhan (21) berkata bahwa peristiwa tragis yang sudah menimpa adiknya ini berawal di hari Sabtu (12/10/2024) sekitar pukul 21.00 WIB, RSI dijemput dua temannya yaitu bernama Oci dan Firlan.

Kedua temannya itu adalah teman satu kelas dari RSI di SMAN 1 Kretek untuk mengerjakan tugas persiapan kirab di sekolahnya.

BACA JUGA : Batik Kayu Diunggulkan, Krebet Bantul Menjadi Nominator Lomba Desa Wisata Berkelas Dunia

BACA JUGA : Hari Jadi Ke-193 Kabupaten Bantul, Adakan Lomba Olahraga hingga Bakti Sosial

"Lalu adik saya pamit pada orang tua dan juga pada saya. Lalu mereka bertiga berboncengan motor menuju ke arah sekolah guna mengerjakan tugas untuk persiapan acara kirab," katanya di jumpai di rumah duka, pada Selasa (15/10/2024).

Tidak lama lalu RSI bersama temannya yaitu Oci dan Firlan pulang ke rumahnya Oci dan kemudian berbincang-bincang.

Kemudian Oci bersama RSI berboncengan motor untuk cari rokok. Tetapi saat sudah sampai di timur Jembatan Soka, Kalurahan Seloharjo, mereka mengalami kecelakaan tunggal.

"Oci terluka berdarah di kepala dan RSI cuma mengalami luka lecet di tangannya. Lalu Oci dan RSI balik ke rumah Oci," ucapnya.

Lalu Oci, RSI dan Firlan berbincang - bincang kembali, tetapi Firlan mendahului pamit untuk pulang.

Sekitar pada pukul 23.30 WIB Oci dan RSI kemudian diantar oleh ibunya Oci untuk berobat ke RS Santa Elisabeth Ganjuran.

"Saudara kembar Oci yaitu Oca yang tahu saudaranya kecelakaan dan terluka tidak terima terhadap perbuatan yang dilakukan RSI yang diduga menjadi penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan Oci terluka dan motornya jadi rusak," tuturnya.

Oca lalu menghubungi 3 temannya yaitu yang bernama Brian, Oscar dan Zaki yang pada saat itu sedang ada di Kemetiran Kota Yogyakarta.

Setelah Oca bertemu 3 temannya itu, Lalu mereka berangkat dengan memakai mobil menyusul ke RS Santa Elisabeth Ganjuran.

BACA JUGA : Ekspor Kerajinan Bahan Serat Alami Bantul Tembus Hingga Pasar Eropa

BACA JUGA : Lomba Pengelolaan Posyandu, 17 Kader PKK di Bantul Mendapat Penghargaan

"Saat di depan rumah sakit terjadilah sebuah percekcokan dengan RSI yang berujung pengeroyokan, yang pada akhirnya dibubarkan satpam RS Santa Elisabeth Ganjuran," ujarnya.

Setelah Oci sudah pulang bersama ibunya dari RS Santa Elisabeth Ganjuran, RSI kemudian dibawa oleh Oca dan juga 3 temannya tersebut ke rumah Brian di Padukuhan Poyahan, Kalurahan Seloharjo dan terjadi pengeroyokan kembali terhadap RSI.

Karena tidak puas, lalu RSI dibawa lagi ke penggergajian yang tidak lain yaitu tempat usaha dari ayahnya Oci dan Oca.

Di tempat tersebut terjadi lagi pengeroyokan.

Tidak puas lagi, lalu RSI di bawa lagi ke Watu Lumbung lalu terjadi pengeroyokan lagi yang diduga dilakukan 4 orang lebih .

"Dalam keadaan yang sudah terluka parah, RSI dengan sisa tenaganya kembali ke penggergajian sampai ditemukan sudah meninggal dunia di hari Minggu (13/10/2024) pagi oleh Salamun yaitu ayah dari Oci dan Oca,"tandasnya.

BACA JUGA : Melihat Omah Indis di Bantul, Rumah Menteri Agama Pertama Indonesia Yang Sempat Viral Cerita Mistis

BACA JUGA : Jelang Idul Adha, Hewan Kurban di Bantul Dipastikan Aman dan Sehat

Ayah RSI, Mugiat berkata meskipun terdapat pelaku yang masih dibawah umur, keluarga harus menuntut keadilan yang seadil - adilnya untuk RSI.

Polisi juga harus mengusut dengan tuntas dan transparan hingga memperoleh keadilan yang seadil-adilnya bagi almarhum dan juga keluarganya.

"Meninggal memang sudah menjadi kuasa dari Allah tapi kami tidak terima jika anak saya dikeroyok sampai meninggal. Saya menginignkan anak saya menghadap Allah dengan tenang," tandasnya.

Sementara itu, Lurah Seloharjo yang juga sebagai paman dari RSI mengaku bahwa hasil otopsi dari RS Bhayangkara Polda DIY telah tidak ditemukan sebuah kandungan alkohol ataupun narkoba yang ada di dalam tubuh RSI.

BACA JUGA : Pemkab Bantul dan Pemkot Yogyakarta Kerja Sama Pengeloaan Sampah

Tetapi, tubuh wajah dari RSI tampak lembam - lebam dan juga membiru.

"Saya mengikra pengeroyokan RSI tidak menggunakan tangan kosong tapi bisa juga pakai benda tumpul yang lainnya. Apalagi ketika ditemukan ada di kamar istirahat dari pegawai penggergajian. Disitu ada banyak kayu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.beritajogja.com