Nelayan Pantura Keluhkan Anjloknya Harga Ikan, Diduga karena Nilai Konsumsi Lemah

Nelayan Pantura Keluhkan Anjloknya Harga Ikan, Diduga karena Nilai Konsumsi Lemah

BONGKAR MUAT IKAN — Nelayan melakukan bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal, Selasa, 2 Juli 2024.-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Anjloknya harga ikan dikeluhkan nelayan di sepanjang Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Mulai dari Kota Tegal, Brebes, Batang, Pati, hingga Rembang.

Di Kota Tegal, organisasi yang menaungi nelayan belum mengetahui secara pasti penyebab harga ikan terjun bebas. Namun, menyebut terjadi hampir merata di daerah sepanjang Pantura.

”Sebab (Penyebab, Red) anjloknya harga ikan saya kurang tahu. Yang jelas harga ikan sangat anjlok hampir merata di Pantura. Rembang, Pati, Batang, Tegal, Brebes, dan lain-lain mengeluh terkait harga ikan,” kata Ketua Dewan Piminan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal Eko Susanto, Selasa, 2 Juli 2024.

BACA JUGA:Masyarakat Pesisir dan Nelayan Brebes Deklarasi Anti Narkoba

Berdasarkan data yang dihimpun Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perikanan Kota Tegal dari pemilik kapal dan bakul ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, harga ikan dominan, yaitu ikan kuniran anjlok dari harga normal Rp8.000-Rp9.000 per kilogram menjadi Rp4.500-Rp5.000 per kilogram. Ikan cumi grade A dari Rp157.000 per kilogram menjadi Rp115.000 per kilogram.

Ikan mata goyang dari Rp9.000-Rp10.000 menjadi Rp7.000 per kilogram. Ikan pirik Rp3.200 per kilogram menjadi Rp2.300 perkilogram. Ikan tongkol Rp14.000 per kilogram menjadi Rp11.000 per kilogram.

Anjloknya harga ikan menambah beban nelayan yang tengah dipusingkan dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Antara lain terkait besaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), denda pelanggaran Daerah Penangkapan Ikan, dan lainnya. DPC HNSI Kota Tegal telah beraudiensi dengan DPRD Kota Tegal dan Pemerintah Kota Tegal terkait itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal Sirat Mardanus, melalui Kepala UPTD Perikanan Herry Pramadikdo menyampaikan, anjloknya harga ikan di Kota Bahari dikarenakan melemahnya nilai konsumsi ikan di daerah penerima pasokan ikan Kota Tegal. Antara lain, Bandung, Jakarta, Sukabumi, dan Palembang. Namun, Herry belum tahu pasti penyebab nilai konsumsi ikan di sana melemah.

Selain nilai konsumsi ikan melemah, lanjut Herry, anjloknya harga ikan di Kota Tegal juga karena pulangnya kapal nelayan dari Daerah Penangkapan Ikan secara berbarengan. Dengan demikian, persediaan ikan di Kota Metropolis melimpah ruah.

“Sekitar tiga puluhan kapal pulang bersamaan per hari. Jadi ikan tumplek blek,” ucap Herry.

Jika harga ikan anjlok, sambung Herry, yang sangat terdampak adalah anak buah kapal. Sebab, tidak mendapat hasil pembagian karena pendapatan tidak menutup perbekalan. Kondisi ini dikhawatirkan ke depannya akan menyulitkan pemilik kapal dalam mencari anak buah kapal. Herry berharap harga ikan bisa kembali stabil.

BACA JUGA:Terjepit Aturan VMS dan WPP, Ribuan Nelayan Kota Tegal Ancam Demo

Terpisah, Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro menyampaikan analisa senada dengan Herry. Menurut Kusnendro, kondisi perekonomian masyarakat yang belum membaik menyebabkan penurunan konsumsi ikan. Selain itu, juga karena pada saat tertentu kapal nelayan datang bersamaan, sementara daya beli masyarakat menurun. Sehingga mengakibatkan harga ikan anjlok.

”Akibatnya sangat berpengaruh terhadap penurunan harga ikan,” terang Kusnendro.

Kusnendro mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah. Pertama, yaitu melakukan pengaturan banyaknya kapal saat bongkar ikan di pelabuhan. Jangan sampai melebihan kapasitas daya beli konsumen. Kedua, meningkatkan penanganan pasca panen di laut dan cara bongkar ikan yang memenuhi standar.

“Itu agar kualitas ikan atau mutu ikan tetap baik, sehingga meningkatkan nilai jual ikan,” terang Kusnendro. Ketiga, penyediaan tempat penampungan ikan atau cold storage yang memadai di saat hasil tangkapan melimpah. Keempat, sarana dan prasarana tempat pelelangan ikan perlu banyak perbaikan agar bongkar ikan lebih aman dan lancar. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: