Malam Ilir-ilir DKDKT, Tempat Wisata di Tegal Diharapkan Ada Nuansa Budaya Lokal

Malam Ilir-ilir DKDKT, Tempat Wisata di Tegal Diharapkan Ada Nuansa Budaya Lokal

DIALOG – Suasana dialog kebudayaan yang dikemas dengan Malam Ilir-ilir di Halaman Gedung Rakyat Slawi.-DOK.-

TEGAL, DISWAYJOGJA - Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal (DKDKT) tiap bulan rutin mengadakan dialog kebudayaan yang dikemas dengan Malam Ilir-ilir. Pada minggu lalu, Jumat, 21 Juni 2024, bertempat di Gedung Rakyat Slawi, DKDKT mengadakan dialog kebudayaan bertema Pariwisata Berbasis Kebudayaan.

Dihibur oleh grup karawitan Sekar Arum pimpinan Ki Sri Widodo, Gedung Rakyat Slawi tampak terasa rasa kebudayaannya dengan menyanyikan lagu ilir-ilir. Sejak pukul 19.00 WIB, tampat beberapa komunitas, OPD, lembaga dan lainnya mulai berdatangan.

BACA JUGA:Pengurus DKKT dan DKDKT Sampaikan Usulan Strategis Kebudayaan ke Pj Bupati Tegal

Tak hanya Grup Sekara Arum, beberapa komunitas keris dan jamu pun iut meramaikan dialog yang diadakan di halaman Gedung Rakyat tersebut. Tampak meriah lagi, saat komunitas Gumarang Sakti Nusantara (GSN) dari Desa Kepandean, Kecamatan Dukuhturi menampilkan kuda lumpingnya.

Usai mereka tampil, dialog kebudayaan dengan narasumber empat orang pun dimulai. Narasumber tersebut yakni, Uwes Qoroni, kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal; Fadel Khayyi, pegiat Wisata Slumpring; Tri Wiharjo, pengarah DKDKT; dan Mujiono, kepala Desa Kalibakung.

Sebelum dimulai, Ketua DKDKT Ki Haryo Susilo Enthus Susmono menyampaikan beberapa persoalan kebudayaan yang terjadi di Kabupaten Tegal. Karena itu, DKDKT mengadakan dialog kebudayaan secara rutin dalam rangka mengembangkan dan mencari skema yang tepat untuk pengembangan kebudayaan di Kabupaten Tegal.

”Ada 10 obyek pemajuan kebudayaan yang perlu dikembangkan di Kabupaten Tegal. Beberapa strategi pun harus dilakukan, yakni pembinaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan harus dilakukan oleh semua stakeholder dan masyarakat,” ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah, pelaku seni, budayawan dan masyarakat harus memahami peran masing-masing. Apa yang harus diperbuat dalam memajukan kebudayaan. ”Semua harus sadar dan paham apa yang perlu dilakukan dalam rangka memajukan kebudayaan di Kabupaten Tegal,” ulasnya.

Karena itu, pihaknya mengajak kepada semua stakeholder untuk bersama-sama memahami peran masing-masing dan bersinergi dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.

Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Kabupaten Tegal Pambayun Sulistyorini, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada dewan kebudayan yang telah bersama-sama mengembangkan kebudayaan di Kabupaten Tegal.

BACA JUGA:Program Desa Bangga Budaya Kabupaten Tegal, Pengurus DKDKT dan DKKT Anjangsana ke Bumijawa

Sementara itu, usai para narasumber menyampaikan paparan, banyak peserta yang menyampaikan dan mempertanyakan persoalan pariwisata berbasis kebudayaan. Misalnya Samsul Falah. Sekretaris DKDKT itu menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada nuansa budaya lokal yang dimunculkan di tempat pariwisata yang ada.

Dia mencontohkan, di salah satu daerah misalnya di Pantai Jimbaran Bali, di sana pegunjung dapat menikmati sajian makanan dan pantai. Di tempat itu, pengunjung dipaksa melihat tarian khas daerah itu. Ada juga tempat pariwisata lain yang menampilkan tari maupun seni dan kebudayaan lain. Saat para pengunjung menikmati tempat pariwisata itu, di beberapa titik wisata itu ada penampilan tari yang berasal dari daerah tersebut.

”Di mana Kabupaten Tegal yang melakukan itu. Kami belum melihat pariwisata di Kabupaten Tegal yang memunculkan budaya lokal. Misalnya di gerbang selamat datang di Guci ada tari topeng atau endel misalnya, atau di Purin, dan Waduk Cacaban. Di tempat pariwisata itu belum terlihat kesenian atau budaya yang dimunculkan,” ungkapnya.

Menjawab pertanyaan itu Uwes Qoroni menyampaikan ada rencana yang sudah disiapkan. Tidak harus mengadakan budaya lokal di tempat pariwisata yang besar-besar, tapi minimal ada seni yang dimunculkan. Baik itu di tempat pariwisata maupun tempat-tempat strategis.

BACA JUGA:Bertemu Pengurus DKDKT, Kepala Dispermades Kabupaten Tegal Siap Gaungkan Desa Bangga Budaya

”Misalnya orang luar daerah masuk ke Tegal sudah merasa ada aroma Kaupaten Tegalnya. Di stasiun Slawi atau di tempat pariwisata dimunculkan lagu-lagu tegal,” ungkapnya.

Sementara dalam dialog itu, Uwes juga menyampaikan rencana strategis untuk meramaikan tempat-tempat yang dapat dimanfaatkan oleh para seniman. ”Kami namakan Slawi Kreatif Fun. Mudah-mudahan ini dapat berjalan,” ungkapnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: