Januari-April 2024, 15 Anak di Kabupaten Brebes Jadi Korban Pencabulan

Januari-April 2024, 15 Anak di Kabupaten Brebes Jadi Korban Pencabulan

MENYAMPAIKAN - Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3KB Brebes, Fatkhiyaturrokhmah menyampaikan data kasus kekerasan seksual. -EKO FIDIYANTO/ RADAR BREBES -

BREBES, DISWAYJOGJA - Kasus kekerasan seksual terhadap anak baik perempuan dan laki-laki di Kabupaten Brebes setiap tahunnya terus mengalami kenaikan. Bahkan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes mencatat sejak Januari hingga 22 April 2024 saja, sudah ada 15 kasus kekerasan seksual anak.

Kasus kekerasan seksual terhadap anak trennya memang meningkat,kata Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3KB Brebes, Fatkhiyaturrokhmah, kepada wartawan di kantornya, Selasa, 7 Mei.

BACA JUGA:Dipinjami HP, Siswi Kelas 1 SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangganya

Perempuan keibuan yang akrab disapa Iim mengungkapkan, kasus kekerasan seksual memang masih marak terjadi di Brebes dan meningkat setiap tahun. Di tahun 2022 tercatat ada ada 33 kasus kekerasan seksual yang menimpa anak. Angka tersebut meningkat di sepanjang tahun 2023 dengan 44 kasus. Ada sejumlah faktor mengapa terjadi kenaikan,kata Iim.

Diungkapkan Iim, di tengah gencarnya sosialisasi, kini masyarakat juga sudah berani melapor jika ada anak yang diduga menjadi korban kekerasan seksual. Satu hal yang penting juga bebasnya media komunikasi seperti media sosial,kata Iim.

Atas maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, para orangtua diimbau agar mengawasi pergaulan anaknya. Selain mengawasi pergaulan, media sosial, juga berikan kasih sayang yang besar.

"Karena tak jarang kasus kekerasan seksual bermula saat seorang anak kurang perhatian orangtua yang sibuk sehingga terjerat pergaulan yang akhirnya jadi korban kekerasan seksual. Baik itu fisik maupun di media sosial," jelas Iim.

Selain penggunaan handphone yang tidak sesuai peruntukannya, faktor lain terjadinya tindak kekerasan seksual adalah kurangnya perhatian dari keluarga. Ada juga faktor ekonominya tercukupi, namun kurangnya perhatian keluarga bisa menjadi penyebab terjadinya tindak asusila.

Tahun 2024 ini, DP3KB Brebes menerima sebanyak 33 aduan hingga masuk pada periode Januari-April. Sebanyak 17 kasus di antaranya merupakan tindak kekerasan seksual, 15 kasus korbannya anak-anak dan jender dua orang.

"Sisanya kekerasan fisik dua orang, psikis enam orang, penelantaran satu orang, eksploitasi ekonomi empat orang dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebanyak tiga orang," ungkap dia.

BACA JUGA:Gadis Belia Asal Brebes Jadi Korban Pencabulan, Disetubuhi di Pantai Randusanga hingga Melahirkan

Dia mengungkapkan, pada 2023 lalu, DP3KB Brebes menerima 83 aduan. Terdiri dari 50 tindak asusila, 44 korbannya anak-anak dan enam orang lainnya genre. Kemudian korban kekerasan fisik ada 11 orang, psikis 1 orang, hak asuh dua orang, kekerasan dalam rumah tangga 16 orang dan bullying.

Sedangkan pada 2022 lalu, total DP3KB Brebes menerima 71 aduan. Terdiri dari 43 tindak asusila, terdiri dari 33 korbannya anak-anak dan 10 genre. Kemudian kekerasan fisik korbannya 15 orang, psikis 10 orang, penelantaran satu orang dan trafficking dua orang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: